Lihat ke Halaman Asli

wina aprilia

seorang mahasiswa

Pentingnya Memahami Inner Child

Diperbarui: 17 Desember 2022   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Inner child adalah sisi kepribadian seseorang yg terbentuk dari masa kecil. Menurut pakar phsycologi, John Bradshaw beliau mengatakan bahwa di usia 6-7 tahun manusia itu sedang berada pada gelombang 7 theta, dan ingatan itu sangat memorable di usia tersebut. Istilah inner child menjadi populer di media sosial berkat kiprah BTS, grup band asal Korea Selatan yang mengeluarkan album bertajuk Map of the Soul: 7 pada tahun 2020. Album musik ini menceritakan tentang kesehatan mental. 

Salah satu lagunya berjudul "Inner Child" yang mengisahkan masa kecil salah satu personel BTS yang pernah terluka. Setelah ia beranjak dewasa, ia berusaha berdamai dengan luka batin masa kecil tersebut. Kepribadian seseorang yg terbentuk dari masa kecil. Inner child dapat memengaruhi kepribadian seseorang yaitu  pola asuh orang tua, contohnya debat kecil dengan orang tua tentang sekolah atau pekerjaan yang dimana kita harus menuruti kemauan orang tua hingga membuat trauma dan teringat sampai dewasa. 

Selain itu, pola dalam bertemu dengan kelaurga besar, pertemanan, lingkungan sekolah, atau bertemu orang baru dapat memengaruhi pada inner child seseorang. Tidak menyadari inner child pada diri sendiri akan menimbulkan adanya luka besar dan terpendam yang tidak tersampaikan. Karena itu, meskipun seseorang sudah matang secara usia, kadang kala ketika ia dihadapkan dengan suatu peristiwa yang memiliki kaitan dengan masa kecilnya, ia akan bertingkah seperti kanak-kanak lagi. Sebagai misal, anak-anak yang sering diabaikan orang tua atau pengasuhnya di masa kecil, bisa jadi di waktu dewasa kelak ia kesulitan membangun komitmen dengan pasangannya. 

Sebagai penutup, berikut ini beberapa cara mengatasi inner child yaitu dengan cara menyadari bahwa semua orang punya inner child atau mengakui adanya inner child, menjalin komunikasi dengan inner child, meditasi ( aktivitas untuk menenangkan tubuh dan pikiran), relaksasi, bicara dengan terapis, dan merangkul inner child itu sehingga menimbulkan mindfulness (kesadaran penuh). Itulah mengapa pada masa ini manusia harus memahami bahwa inner child itu ada, dan berusaha untuk mengubahnya ke arah yang positive agar bisa lebih berdamai dengan lingkungan atau keadaan baru tanpa melihat luka di masa lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline