Lihat ke Halaman Asli

Kemasan Memikat Penjualan Meningkat, Mahasiswa KKN Tim II Undip Lakukan Pemberdayaan UMKM Samier

Diperbarui: 20 Agustus 2023   19:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Jatilawang, Wonosamodro (02/08/2023) -- Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Tahun 2023 membantu pelaku UMKM di Desa Jatilawang, Wonosamodro, Boyolali melalui program pemberdayaan UMKM guna meningkatkan daya mutu dan daya saing yang dilakukan oleh Wina Widya Rani, mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Diponegoro.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan secara mandiri oleh Wina di Desa Jatilawang, didapatkan hasil bahwa beberapa UMKM yang ada sudah memiliki produk yang bermutu akan tetapi masih belum mampu bersaing di pasar yang lebih luas sehingga produk hanya dipasarkan di sekitar rumah saja.

Berangkat dari hal tersebut, Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro melakukan pembimbingan kepada UMKM di Desa Jatilawang guna mengembangkan kualitas produk dan meningkatkan nilai jual serta memperluas daerah pemasaran.

Salah satu UMKM yang dilakukan pembimbingan adalah usaha kerupuk samier atau opak yang dimiliki oleh Eka Winarti atau biasa dipanggil Mbak Eka. Usaha kerupuk samier ini merupakan usaha rumahan berskala kecil yang dirintis oleh Mbak Eka bersama suaminya, produksi yang dilakukan oleh Mbak Eka biasanya dilakukan ketika malam hari dan penjemuran dilakukan siang hari.

Banyaknya pesanan yang ada, membuat produk Mbak Eka selalu habis bahkan selalu ada antrean sebelum produksi dilakukan. Akan tetapi banyaknya permintaan tersebut tidak sebanding dengan keuntungan yang didapat karena kerupuk samier biasanya dijual kiloan dengan harga yang sangat murah. Cara pengemasan kerupuk pun masih sangat sederhana dengan hanya dibungkus plastik kresek sehingga pembelinya juga biasanya dari kalangan tetangga sendiri.

Guna meningkatkan daya jual dan daya saing pasar kerupuk samier, dilakukan penambahan variasi rasa yang sebelumnya hanya original ditambahkan lagi variasi rasa pedas agar para pembeli memiliki pilihan produk yang lebih variatif. Penambahan variasi rasa dilakukan dengan melakukan produksi bersama oleh pemilik usaha dan juga mahasiswa KKN. Serta dilakukan pengemasan yang lebih berkualitas dengan adanya label produk dan kemasan sealer sehingga produk bisa dipasarkan di swalayan modern.

Pemilik usaha sangat berterima kasih kepada mahasiswa KKN karena sebenarnya beliau juga sudah memiliki keinginan untuk mengembangkan usahanya akan tetapi belum tahu langkah seperti apa yang harus dilakukan. Namun dengan adanya program KKN yang dilakukan oleh Wina Widya Rani, keinginan dari Mbak Eka mulai terwujud dan kerupuk samier yang diproduksi dapat dipasarkan di swalayan modern serta dipasarkan melalui online shop.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline