Ingin tahu cara mengutarakan perasaan cinta yang ramah lingkungan...? Bisa dicoba yang ini, berilah bunga kesayangan sang kekasih atau camer (calon mertua), tapi jangan cuma bunganya, berikan komplit dengan pohonnya, jika perlu berikut dengan potnya yang indah. Yang ini bunga beneran lho, bukan bunga bank... tapi kalo bunga yang terakhir disebut ini diikutsertakan juga sebagai bonus tambahan, mungkin bisa ‘tokcer' juga...hehehe. Hal lainnya, jenis bunga juga turut menentukan. Janganlah memberikan bunga bangkai, selain baunya yang tidak sedap seperti bangkai, cari pohonnya juga susah kaleee..dan yang pasti tidak boleh diambil sembarangan karena dilindungi oleh Negara sebagai puspa langka. [caption id="attachment_90803" align="alignleft" width="150" caption="Anggrek puspa pesona"][/caption] Ada alasan yang sangat rasional tentang pemberian bunga berikut pohonnya ini, yaitu jika bunga petik hanya akan bertahan dalam hitungan hari, bahkan cuma beberapa jam, tapi jika tetap dipohonnya, bisa bertahan lebih lama, lebih segar, lebih indah, alamiah dan yang pasti sangat ramah lingkungan karena mempunyai kesempatan untuk terus berfotosintesis menetralisir gas emisi CO2 penyebab pemanasan global, sekaligus memproduksi oksigen yang sangat menyegarkan udara dan pernafasan kita. Mengutarakan perasaan cinta kepada seseorang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Bisa dengan rangkaian puisi yang indah ataupun lagu yang mendayu-dayu sampai membuat pasangan ‘klepek-klepek'. Memberikan paket pohon bunga, pohon buah atau pun pohon hias pada saat ini, dimana dampak negatif pemanasan global dan perubahan iklim sudah sangat kita rasakan, sangat bermanfaat langsung, tidak hanya pada orang yang menerimanya tapi juga bermanfaat bagi Bumi...!!! Cinta yang dimaksud disini bersifat sangat universal, tidak hanya menyangkut perasaan manusia yang sedang kasmaran, tetapi lebih dari itu. Kita bisa memberikan bibit pohon kepada siapa saja... selain kekasih, calon mertua bisa juga kepada teman, saudara, relasi bisnis, atau siapa pun Dan agar pemberian dan penanaman pohon ini lebih mempunyai makna yang lebih berarti, bisa kita kaitkan pada segala kejadian yang mengikuti hidup dan kehidupan kita. Misalnya bisa dimulai dari saat pernikahan, kelahiran anak, ulang tahun, hari bumi, hari lingkungan hidup dan saat-saat istimewa lainnya, dan bahkan kita bisa menyumbang bibit pohon atas nama keluarga kita yang sudah meninggal... !! Sehingga seiring dengan berjalannya waktu, pohon tersebut turut menjadi saksi sejarah dari orang maupun keluarga yang bersangkutan. Program One Man One Tree (satu orang menanam satu pohon), pernah dicanangkan Presiden SBY pada Hari Penanaman Pohon Nasional tanggal 28 November 2008 di Cibinong, Jawa Barat dan ditindaklanjuti dengan surat edaran Menteri Kehutanan RI, Nomor S.87/Menhut-V/2009 Tangggal 10 Februari 2009 kepada seluruh provinsi, agar turut mensukseskan program ini. Dengan target asumsi jika seluruh penduduk Indonesia mengikuti program ini, maka Negara kita bisa menambah pohon sedikitnya 230 juta pohon per tahunnya sejak program ini efektif diberlakukan sepanjang tahun 2009. Sungguh suatu jumlah yang sangat signifikan dan bermanfaatnya bagi hijau, sehat dan indahnya Bumi Pertiwi. Berkaitan dengan itu, ada beberapa kebijakan unik dan kreatif yang diterapkan di beberapa daerah, misalnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kuningan, mengeluarkan kebijakan peduli lingkungan antara lain: Pepeling (Pengantin peduli lingkungan), rehab situ dan pembangunan embung air, PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat) Kolaboratif, pembangunan Kebun raya Kuningan, pelestarian satwa dan ikan, dan Kuningan Car Free Day. Khusus dalam program Pepeling, tiap calon pengantin dianjurkan menyediakan 5 sampai 10 bibit pohon sebagai penyerta mahar. Bibit pohon tersebut diserahkan ke petugas pencatat pernikahan untuk ditanam di lahan kritis di daerahnya atau di lahan kosong milik sendiri, dan sebagai penanda, bibit pohon diberi label nama pengantin dan tanggal pernikahan. (Sumber berita: Kompas cetak 10/03/2010 hal.19) Di Kabupaten Gresik lain lagi, melalui Peraturan Bupati (Perbub) Nomor 19 tahun 2008. ditegaskan setiap ada orang meninggal ahli warisnya wajib menanam pohon produktif atau pohon penghijauan sebagai kompensasi mendapat dana santunan kematian Rp 1 juta. Sedangkan setiap pegawai negeri sipil yang naik pangkat atau jabatan juga diwajibkan menanam satu pohon di lingkungan sekitarnya atau tempat umum. Sebelumnya program penanaman yang disebut pohon jariyah sudah diterapkan berupa himbauan sejak tahun 2006 lalu. Hingga saat ini jumlah pohon yang sudah tertanam sebanyak 145.930 pohon. Jumlah pohon jariyah dari program santunan kematian sebanyak 18.167 pohon, dari unsur lainnya sudah tertanam 127.763 pohon. ( Selengkapnya baca: Warga Meninggal Ahli Waris Wajib Tanam Pohon dari Kompas.com ) Pada artikel humor yang lalu, penulis pernah mengungkapkan contoh sederhana untuk melaksanakan program ‘One Man One Tree' ini. Jika satu keluarga memiliki dua anak, maka sebaiknya pada halaman rumah keluarga ini, minimal punya empat pohon utama yang terdiri dari dua pohon mewakili orang tua dan dua pohon mewakili anak. Jadi jika si ayah bernama Firman, si ibu bernama Cinta dan dua anaknya bernama Kasih dan Sayang, boleh saja pohon tersebut kita sebut sebagai Pohon Firman, Pohon Cinta, Pohon Kasih dan Pohon Sayang, apa pun jenis pohonnya bisa berupa pohon hias, pohon bunga atau pun buah. Sungguh sangat indah bukan...?! [caption id="attachment_90812" align="aligncenter" width="135" caption="Pohon Pachira adalah pohon yang ditanam penulis, setelah pernikahan. Foto dokumen pribadi."][/caption]
Penerapan program ini sangat mudah, bisa dikaitkan dengan peristiwa penting dari suatu keluarga yang mau untuk peduli lingkungan. Saat menjelang atau setelah pernikahan, luangkan waktu untuk menanam dua buah pohon yang bisa ditanam di halaman rumah jika cukup luas atau jika kurang memungkinkan cukup tanam di dalam wadah pot. Kedua pohon ini bisa menjadi saksi sejarah perjalanan hidup pasangan baru ini, oleh karenanya sudah seharusnya dirawat dengan menyiram dan memberi pupuk secara teratur agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
[caption id="attachment_90815" align="aligncenter" width="258" caption="Pohon kedondong berbuah sepanjang waktu, ditanam setelah kelahiran anak, Foto dokumen pribadi"][/caption]
Dalam perjalanan hidup selanjutnya, jika pasangan baru ini dipercayakan Tuhan ‘dititipkan' anak, maka ada baiknya peristiwa ini ditandai dengan penanaman pohon juga sebagai wujud ‘titipan' kita terhadap Bumi yang lebih baik demi masa depan anak dan cucu kita juga, nantinya. Jadi ada penanda pada setiap peristiwa penting yang dilalui dengan pohon yang ditanam.
[caption id="attachment_90806" align="alignleft" width="150" caption="pohon bunga kamboja"][/caption] [caption id="attachment_90808" align="alignright" width="150" caption="pohon jambu"][/caption] Saat mulai bergabung dengan Kompasiana tanggal 5 Juni 2009 bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup sedunia, penulis mengajak para pembaca untuk mulai menanam pohon, lewat artikel perdana yang berjudul: Sayangi Bumi: Ayo Tanam Pohon Hari ini, Peristiwa ini diabadikan dengan menanam pohon bunga kamboja dadu yang sebelumnya disiapkan bibitnya melalui stek batang dan pohon buah jambu cingcalo yang juga bibitnya telah disiapkan melalui cangkokan. Pohon tersebut ditanam di halaman depan rumah, dan tentunya bisa jadi ‘monumen pohon hidup' sebagai pengingat sekaligus menghijaukan lingkungan. Pada suatu kesempatan penulis, mengajak ibu mertua yang senang koleksi anggrek ke TMII, terus mampir ke sentra pohon anggrek dan membeli beberapa pohon sebagai ‘paket hadiah' oleh-oleh. Karena memang cukup telaten, maka si anggrek pun beranak pinak dan kemudian paket anggrek tersebut, pada akhirnya anaknya dipaket balik diberikan kembali untuk menambah koleksi di rumah penulis. Pada kesempatan lain, penulis dapat paket pohon Naga dari kenalan sekaligus client. Oleh karena dia sedang mencari pohon palem merah setinggi 4 meteran yang kebetulan ada di taman rumah yang sedang di tata ulang... yaa jadilah rumpun palm merah tersebut di paket barter untuknya. [caption id="attachment_90810" align="alignright" width="150" caption="pohon naga"][/caption] Kegiatan tukar menukar pohon semakin sering dilakukan mengingat adik kandung dan adik sepupu penulis, punya minat kegemaran yang sama yaitu berkebun. Dengan menerima paket, barter ditambah pembibitan, pembelian bibit pohon serta aksi tanam pohon yang cukup rutin, akhirnya tidak terasa koleksi pohon di halaman dalam plus depan rumah penulis, sudah mencapai lebih dari 50 jenis pohon yang terdiri dari pohon buah, bunga, hias dan bahkan pohon apotik hidup turut menghijaukan dan menyegarkan suasana di halaman maupun di dalam rumah. Pada saat mengikuti konferensi perubahan iklim (COP 15) Kopenhagen, Denmark, tanggal 7-18 Desember 2009 pemerintah mentargetkan penurunan emisi CO2 sebesar 28 % per tahun 2020. Untuk mencapai target tersebut, dalam acara Musyawarah Nasional Palang Merah Indonesia ke-19 di Jakarta, Senin 21 Desember 2009, Presiden SBY mentargetkan penanaman 1 miliar pohon tiap tahun mulai tahun 2010. Departemen Kehutanan melalui siaran pers yang keluarkan oleh pada tanggal 15 Januari 2010 yang lalu, mengumumkan bahwa. penanaman dan pemeliharaan pohon sejumlah 1 miliar pohon, bertujuan untuk perbaikan lingkungan, rehabilitasi hutan, lahan, tanah dan air, serta mengendalikan bencana banjir, longsor dan kekeringan. Untuk memenuhi penyediaan bibit sebanyak 1 miliar pohon, direncanakan sumber bibit berasal dari (1) Sumber anggaran DIPA BA tahun 2010 sebanyak 36 juta batang, (2) Partisipasi para pihak, seperti swasta, BUMN, LSM, Pemda dan lembaga donor, sebanyak 300 juta batang, (3) Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Desa, seluas 500.000 ha (200.000 ha di Hutan Lindung dan 300 ha di Hutan Produksi), dengan jumlah bibit keseluruhan 320 juta batang, (4) RHL DAS seluas 300.000 ha dengan jumlah bibit 300 juta batang, (5) Hutan Rakyat Kemitraan seluas 50.000 ha dengan jumlah bibit 50 juta batang. Semoga saja angka-angka tersebut bisa terealisasi dan dalam waktu 5 sampai 10 tahun mendatang, bangsa Indonesia akan menikmati indahnya bumi Indonesia yang semakin hijau berseri. Gerakan penghijauan (Go Green) memang harus terus menerus kita lakukan untuk menetralisir gas emisi CO2 yang konsentrasinya semakin menumpuk di atmosfer bumi membentuk lapisan yang mengakibatkan terjadinya pemanasan global (global warming) dan perubahan iklim (climate change) di Bumi kita saat ini Dan untuk mereduksi bahkan menghentikan laju kecepatan pemanasan global yang sederhana dan sangat mudah kita jalani ya... program menanam pohon satu orang satu pohon (one man one tree) ini dan jika targetnya ditingkatkan dari 230 juta menjadi 1 milyar pohon pertahun, maka tidak ada salahnya untuk tahun 2010 ini program satu orang satu pohon menjadi satu orang menanam empat atau lima pohon. Sebenarnya masih cukup mudah, jika kita mau melakukannya. Selain itu masih ada 1001 cara yang bisa kita lakukan demi hijaunya Bumi kita dan partisipasi kita untuk turut serta mengatasi pemanasan global dimulai dari rumah masing-masing seperti yang bisa dilihat disini. Berbagai bencana alam seperti banjir, tanah longsor, hujan badai, angin puting beliung, gempa bumi dan sebagainya semakin sering terjadi di Bumi akibat pemanasan global dan perubahan iklim sekarang ini. Es di Kutub Utara dan Kutub Selatan pun perlahan dan pasti mencair dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan sejak tahun 1996 dan masih terus berlangsung sampai saat ini. Jika segenap warga Bumi tidak mau tahu dan peduli tentang ini, maka bukannya tidak mungkin segala keaneka ragaman hayati termasuk manusia didalamnya akan turut musnah di telan bencana alam suatu saat nanti. Baru-baru ini, Minggu 07/03 The SUN melaporkan fenomena alam lain yang terjadi pada gunung salju di Antartika yang seolah sedang menangis darah, coba lihat foto dan laporannya disini. [caption id="attachment_90819" align="alignright" width="150" caption="Pohon Buah untuk BUWAHyuni"][/caption] [caption id="attachment_90825" align="alignleft" width="150" caption="Pohon Bunga untuk BUNGAtiyem"][/caption] Kembali ke pokok bahasan pada judul artikel ini, ‘Katakan Cinta dengan Bunga...Berikut Pohonnya !!!' atau bisa juga diperluas dengan ‘Katakan Sayang dengan Memberi Buah...Berikut Pohonnya !!!' Dengan melakukan ini, pasti dapat simpati dari Sang Kekasih atau Sang Camer (Calon Mertua) dan bahkan BUNGA dan BUAH pun pasti akan tersenyum senang karenanya. Tidak Percaya ?! Ayo kita tanyakan langsung... kepada BUNGAtiyem atau BUWAHyuni yang sudah menerima parsel khusus pohon bunga yang indah dan pohon buah segar dari sang calon menantu kesayangannya...!!! Saatnya bertindak demi kebaikan Bumi dengan menghijaukan lingkungan, mulai dari diri sendiri, kita mulai dari lingkungan kita sendiri, kita mulai dari sekarang, agar Bumi tetap hijau indah, serta bisa kita wariskan sampai anak dan cucu kita nanti. Salam humor dan tetap peduli lingkungan, demi Bumi yang cuma satu...!!! Artikel ini juga bisa dilihat di Blog SAYANGI BUMI, disini. Ilustrasi foto adalah dokumen milik pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H