Lihat ke Halaman Asli

Puisi Kemuakan kepada Para yang Mulia

Diperbarui: 8 Desember 2015   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Wimpie Pangkahila

PUISI KEMUAKAN KEPADA PARA YANG MULIA

Sudah lama aku tak mendengar orang menyebut Yang Mulia
Sekali pun kepada Presiden Kepala Negara
Tetapi hari ini aku mendengar kata itu lagi bergema
Dari mulut mereka untuk sesama mereka
Saling menyebut Yang Mulia penuh euforia

Hari ini perutku terasa muak mau muntah
Padahal aku sehat tak bermasalah
Ah, gara-gara sandiwara para Yang Mulia
Kurang pintar memainkan perannya
Sehingga kepalsuan tampak kentara

Sungguh aku merasa kasihan kepadamu
Karena kau tak menyadari
Sesungguhnya rakyat sangat muak melihat gayamu itu
Sementara kau kira orang mengagumi
Ayolah kau lihat tampangmu di cermin dulu

Kau kira rakyat masih bodoh seperti dulu
Seraya diam membisu ketika menyaksikan
Yang Mulia berbuat seenak perut besarnya itu
Padahal rakyat semakin mengerti dan tak mau dipermainkan
Oleh para Yang Mulia yang tak jelas nuraninya

Apakah kau kira rakyat cuma diam pasrah
Melihat gayamu yang bikin gerah
Laksana mahluk yang tak bernurani
Dengan kepala tak berisi otak lagi
Padahal kau digaji dengan uang rakyat yang sangat lelah

Ayo, berhentilah kau bersandiwara
Untuk melindungi sesama Yang Mulia
Sebelum kekuatan moral rakyat bangkit bersama
Menggilas para Yang Mulia tak tahu diri
Yang bertahan membela ketidakbenaran

Berhentilah bersandiwara, Yang Mulia
Karena rakyat tidak sebodoh yang kau kira
Ataukah kau menunggu rakyat berpegang tangan menyatu
Dan menurunkan kau dari singgasana itu
Supaya perut ini tak terasa muak lagi

Pantai Sanur, 7 Desember 2015

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline