Tak ada bayangan mampu hidup disana, segalanya akan berakhir bila disentuhnya. jiwanya adalah Kegelapan. Senyuman tak akan terlihat, semuanya ditelan di dalam pekat.
Wajah-wajah itu akan mati, tertekan. Nafas akan menderu beradu, mencari-cari pemiliknya. Ditatapnya lurus, tapi tak dilihat dirinya. Tak ada apapun disana. Ia tak menemukan wujudnya.
Ia mencoba menggapai-nggapai, menyetuh, namun tak ada genggaman yang membalas. Ia meneriaki, tapi ia hanya mendengar suaranya sendiri.
Ia melayangkan tinju, retak. Darah-darah bercucuran, namun, ia tak menemukan wujudnya.
Ia menyerah, jiwa-jiwanya melemah, dan cermin mati menguasinya.
Bandar Lampung, 24 Maret 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H