Lihat ke Halaman Asli

wily kurniady

Dokter Umum

Who is The Big Bos? COVID-19

Diperbarui: 22 Juni 2020   16:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah kurang lebih 3 bulan covid-19 menghantui kehidupan manusia di Dunia ini, berbagai protocol kesehatan dan kebijakan negara sudah diberlakukan, banyak negara yang sudah melewati puncak pandemi tetapi masih sulit untuk menuju kehidupan normal yang baru. WHO sudah mengeluarkan kriteria-kriteria agar negara yang terjangkit dapat mulai berpikir langkah-langkah untuk memulai "New Normal" 

Latar Belakang Di tahun 2020 ini seluruh dunia mendapat teguran keras dari sang pencipta, kehadiran virus COVID-19 membawa perubahan yang sangat luar biasa sampai akan terbentuknya "New Normal" di kehidupan jaman sekarang. 

Mengapa COVID-19 bisa sampai mendunia seperti itu dan kenapa sampai mengganggu seluruh sektor kehidupan, tidak lain karena penyebarannya yang sangat cepat, dan ketidaksiapan semua negara dalam menanggulangi bahaya COVID-19. 

Dari sektor Kesehatan contohnya, karena salah satu usaha memutus rantai penyebaran virus ini adalah social distancing, maka bebagai bidang ilmu kedokteran mengedukasi pasien-pasiennya untuk menunda berobat jika tidak emergensi. 

Dari segi penanganan dan perawatan pasien pun ikut berubah, harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) selengkap-lengkapnya dan idealnya dirawat di ruangan khusus seperti isolasi tekanan negative. 

Dari cara masuk ke Rumah Sakit pun sangat beragam, dari yang hanya menggunakan skrining quisioner Kesehatan, pemisahan pasien bergejala influenza, peniadaan jam berkunjung, sampai pemberlakuan kewajiban untuk rapid test sebelum masuk ke rumah sakit. 

Sektor lain seperti perkantoran pun ikut terkena dampak nya, pemberlakuan Work From Home (WFH) tentunya bisa menyulitkan bagi sebagian besar karyawan. Lalu pembatasan pertemuanpertemuan, pembatasan event-event besar, sampai dengan pembatasan pergerakan antarkota dan antarnegara. 

Sektor perindustrian juga ikut terkena dampaknya, penutupan berapa perkantoran yang awalnya dikatakan hanya 2 minggu berlanjut sampai beberapa bulan, terhitung sejak 20 maret 2020 Gubernur Jakarta Bpk Anies Baswedan mengeluarkan seruan tegas untuk menutup perkantoran dan sekolah selama 14 hari awalnya lalu di perpanjang sampai rencana untuk dibuka pada awal bulan juni 2020. 

Tentunya efek dari tutupnya Sebagian besar toko retail membuat industri pun harus merumahkan sebagian besar karyawannya atau bahkan mem PHK karena tidak sanggup membayar gaji pegawai selama masa pandemik. 

krisis-ekonomi-5ef07522d541df2cf367f8b2.png

Dari sektor pariwisata dan perternakan, tentunya pemberlakuan pemberhentian sementara layanan transportasi udara sejak 24 April membuat pariwisata terjun bebas demi mencegah penularan infeksi virus COVID-19 dari luar negri. 

Bahkan sampai indutri peternakan pun ikut merasakan dampaknya, pembatasan untuk acara pesta dan event membuat produksi pertenakan tidak ada yang mengkonsumsi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline