Lihat ke Halaman Asli

Fadel Muhammad: "Tidak Ada Kata Menyerah"

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

“Allah tidak akan mengubah nasib seseorang jika orang itu sendiri tidak berusaha mengubahnya.”

Fadel Muhammad, Pengusaha, Politisi, dan Birokrat



Model Fadel dalam berusaha adalah keyakinan kuat. Tantangan itu bukan hambatan. Tantangan kalau dihadapi dengan ulet dan tekun serta kerja keras, tidak ada masalah. Selalu ada problem solving. Salah satu yang paling tidak disukai Fadel adalah bila ada temannya yang tidak mau berusaha mencari jalan keluar dari persoalan yang dihadapinya sendiri atau problem yang dihadapi bersama. “Allah tidak akan mengubah nasib seseorang jika orang itu sendiri tidak berusaha mengubahnya.”

Fadel selalu berpikir, kalau orang lain bisa kenapa kita tidak. Ia memang punya watak yang selalu ingin maju. Sebagai contoh, ketika Bukaka membuat mesin asphalt sprayer (aspal semprot). Percobaan-percobaan di bengkel Bukaka itu selalu gagal. Hasil yang keluar dari mesin adalah bubur, bukan aspal. Jika sebagian petinggi diperusahaan itu memilih mundur, Fadel malah sebaliknya. Fadel penasaran. Mesin yang dikerjakan berhari-hari itu dibongkar. Apa yang terjadi. Ternyata bahwa komponen magnet dan motornya tidak jalan jalan. Jadi, begitu komponennya diganti, hasilnya sangat memuaskan. Bagi Fadel dan kawan-kawan selama masih bisa dicoba tidak ada kata menyerah.

Fadel berprinsip “man jadda wa jadda”; siapa yang berusaha akan berhasil juga akhirnya. Tetapi semua itu (diakui) memang ada batasnya. Kalau semua cara sudah dicoba, masih mentok juga, apa boleh buat, tidak perlu kecewa. “Tawakal kepada SWT,” ujar Fadel yang menunaikan hajinya tahun 1989.

Keberhasilan seseorang, menurut Fadel, di samping kerja keras terus-menerus, juga sangat tergantung pada; Pertama, kemampuan diri sendiri; Kedua, kesempatan untuk mengembangkan diri; dan Ketiga, strategi untuk mencapai keberhasilan.

Menurut Fadel, setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pengusaha. Yang penting, asal mau berusaha, mengasah potensi. Tetapi, mamang tidak setiap orang bisa mendapatkan kesempatan mengembangkan potensinya. Untuk mendapatklan kesempatan ini, jelas dibutuhkan strategi yang tepat. Strategi inilah yang akan menentukan apakah seseorang akan menjadi “risk taker” (pengambil risiko) atau “risk ordever” (pengatur risiko).

Perbedaan yang tajam antara kedua tipe pengusaha ini adalah seorang risk taker cenderung untuk berspekulasi tanpa memperhitungkan secara cermat. Ia mencoba setiap kemungkinan. Sementara seorang risk orderer akan memperhitungkan risiko terkecil sekalipun terhadap rencana-rencananya sesuai prinsip dasar ekonomi.

Kesuksesan seseorang sangat tergantung pada kemauannya yang kuat, rasa pecaya diri yang tinggi, dan kemampuannya menghitung risiko. Kemauan akan mendorong kegigihan untuk berusaha, untuk bisa berhasil; bisa mencapai gol. (MAJALAH CEO/Wilson)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline