Saat ini, dunia sedang dihadapi dengan masa-masa sulit karena adanya Pandemi Covid-19 yang menyebar luas hampir di setiap negara, tak terkecuali Indonesia. Menurut data yang diperoleh dari JHU Center for Systems Science and Engineering (CSSE) pada tanggal 20 Desember 2020, tercatat sekitar 665 ribu jumlah kasus Covid-19 yang terkonfirmasi di Indonesia. Setiap harinya, kurva grafik terus naik dengan kisaran penambahan 5000-6000 kasus dan provinsi Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kasus terbanyak. Maka dari itu, setiap orang kini harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta menerapkan protokol-protokol kesehatan yang ada.
Berbicara mengenai protokol kesehatan, setiap instansi pendidikan seperti sekolah dan universitas tentunya mempunyai protokol yang berbeda-beda. Contohnya saja di SMKN 1 Cimahi yang menerapkan protokol kesehatan berupa 3M yaitu; 1) Memakai masker. 2) Mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk ataupun keluar dari lingkungan sekolah. 3) Menjaga jarak antara sesama. Semua hal ini dilakukan untuk meminimalisir dampak penyebaran virus Covid-19 di SMKN 1 Cimahi.
Menurut salah satu guru jurusan Sistem Informasi Jaringan dan Aplikasi (SIJA) di SMKN 1 Cimahi, Netty Amaliyah, S.Pd, S.ST, M.Pd., adanya pandemi virus Covid-19 ini menganggu jalannya sistem pendidikan dan pengajaran yang ada sehingga pelaksanaannya harus diubah konsep menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) berbasis online. Dengan adanya PJJ ini, memang memunculkan dampak positif dan dampak negatif bagi guru dan siswa. Positifnya adalah guru dan siswa tidak perlu bangun pagi-pagi buta, sarapan, dan pergi ke sekolah. Pembelajaran dilakukan di rumah masing-masing dengan berbantuan aplikasi Virtual Conference seperti Zoom ataupun Google Meet. Selain itu, jadwal pembelajaran bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari guru dan siswa yang akan melaksanakan Virtual Conference. Adapun dampak negatifnya berupa kendala teknis dikarenakan ada beberapa guru, terutama yang sudah berumur, kurang memahami pembelajaran berbasis online lewat teknologi-teknologi yang ada saat ini. Dampak lain yaitu berkurangnya motivasi serta pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru karena keterbatasan dan kurangnya interaksi yang dilakukan. Selain itu, banyak siswa yang stress karena tugas yang diberikan oleh guru menumpuk dan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan oleh guru tersebut. Menurut M.Fikri, salah satu siswa kelas X SIJA A di SMKN 1 Cimahi, dia dan teman-temannya bisa mendapatkan 3-5 tugas perharinya selama sepekan. Hal ini mengakibatkan pola tidur siswa yang tidak teratur, bahkan beberapa orang tua pun sempat mengeluh dan mengutarakan permasalahan ini kepada beberapa guru yang ada di SMKN 1 Cimahi.
Oleh karena itu, sebagai makhluk sosial, baik guru,siswa, maupun orang tua harus bisa beradaptasi dengan sistem pendidikan yang ada sekarang ini. Setiap guru harus bisa menyesuaikan materi yang diajarkan kepada siswa menjadi sebuah meteri yang menarik, hal ini bisa terwujud dengan menerapkan model ataupun metode pembelajaran yang tepat. Tak hanya itu, tugas-tugas yang diberikan pun haruslah sesuai dengan materi yang diajarkan serta tidak terlalu membebani siswa. Untuk siswa, mereka haruslah bisa merubah pandangan terhadap pembelajaran. Jadikan pembelajaran di masa pandemi ini bukanlah suatu kewajiban yang semakin memberatkan, akan tetapi menjadi suatu tantangan tersendiri bagi setiap individu untuk lebih bisa kreatif, inovatif, serta mengeksplorasi banyak hal yang belum diketahui. Terakhir, sebagai orang tua, tentunya haruslah bisa mendampingi anak mereka dalam pembelajaran di masa pandemi ini. Orang tua mempunyai peranan penting sebagai "Guru Tambahan" di lingkungan rumah. Contohnya dengan mendampingi anak belajar, memotivasi anak untuk selalu semangat mengerjakan tugas, menasehati anak apabila tidur terlalu malam, dan masih banyak lagi.
Tentunya, kita semua berharap agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir, apalagi sekarang, vaksin untuk Covid-19 sudah diproduksi secara massal. Tapi janganlah kita terlena dengan situasi kita saat ini dan hanya pasrah saja mengahadapinya. Cobalah kita gali potensi dari setiap pribadi kita untuk masa depan yang lebih terjamin. ~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H