Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Wildhan Pamungkas

Penulis di masa depan

Tembok Tinggi Si Introvert

Diperbarui: 27 November 2022   21:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stasiun Jatinegara. Dokumentasi Pribadi

Selama hidup dua puluh dua tahun di dunia ini, banyak yang dilalui yaitu perasaan sedih, senang, memendamkan sesuatu, marah sudah pernah dirasakan. Sejujurnya sedari dulu, aku tak menyadari bahwa diriku introvert. Karena saat sekolah dasar aku tidak tahu mengenai istilah ini. Pada saat itu hanya mengenal main dan main.

Tetapi aku baru menyadari ketika pindah ke Jakarta dan masuk salah satu Mts di Jakarta Barat. Aku tampak tak tahu apa-apa mengenai pergaulan di Jakarta. Gaya bahasa yang digunakan pun cukup kaget karena memang seperti di sinetron yang pernah aku tonton. Aku seseorang yang dari luar tepatnya tinggal lama di Tasikmalaya. Diriku terbiasa akan kosakata Aku, kamu, dirimu berhadapan dengan Gue dan Lu.

Sebenarnya dengan hal itu tidak biasa. Aku tahu itu jadi kebiasaan di Jakarta namun diriku tetap menggunakan Aku kamu dirimu sebagai kosakataku sendiri. Memang orang-orang yang baru dengar merasa kegelian apalagi disangka seperti orang pacaran. Padahal diriku merasa biasa saja dan bahkan sampai orang lain mau mengucapkan aku dan kamu dihadapanku.

Bukannya aku kuno atau apa ya.. atau tidak mau beradaptasi dengan apa yang disekitar. Namun sudah jadi kebiasaan. Lalu berjalannya waktu ternyata memang ada sisiku yang masuk dalam kagetori introvert. Bahkan sudah mencoba test kepribadian hasilnya pun tetap Introvert. 

Sebagai contoh ada situasi kelas kosong, lalu digunakan untuk berfoto-foto apalagi foto bersama. Kadang diriku menghindari hal itu walaupun suatu harinya tentunya diriku akan menyesal untuk tidak ikut foto. Lalu diriku lebih menyukai diam saja dan bergaul dengan sesama introvert.

Diriku tak masalah memiliki sedikit teman namun bisa saling membantu dibandingkan seseorang yang sekedar lewat didalam kehidupan. Lalu ada lagi suatu situasi bahwa aku harus mengenal orang asing dan benar-benar asing yang aku lakukan beradaptasi, pengamatan bisa dibilang bisa saja aku seminggu tidak berkomunikasi dengan orang lain. Kecuali di pancing seseorang untuk diajak ngobrol aku pun tak masalah.

Saat itu aku mengenal seseorang di SMK. Dia memanggilku Tentara Vietnam. Entah apa dibenaknya membuat pernyataan seperti itu namun aku menganggap itu hanya bercanda dan sebagai pancingan obrolan. Aku pun menerimanya dan jadilah teman. Jujur saja diriku tak bisa melakukan hal itu. Untuk mendekati seseorang dan mengobrol sangat amatlah sulit.

Bukannya tak mau namun pernah kulakukan yaitu suatu kejadian aku mengenal teman kuliah di sosial media. Lalu aku mengajak ketemuan dan mencoba sok akrab. Aku sudah memanggil namanya dengan grogi. Namun orang itu malah pergi ke kelas. Aku berpikir aku salah apa ya ?.

Selama bersosialisasi pun aku tak merasa lancar pasti merasakan dimana diriku dikhianati teman sendiri, dikecewakan, difitnah, banyak hal yang aku lalui. Memang diriku tak bisa berlapang dada atas kejadian yang pernah aku alami namun aku lebih membatasi semuanya.

Sebagai contoh diriku difitnah seseorang padahal kita kenal lima tahun lamanya. Karena dia fitnah diriku ya tentunya saja diriku tak ambil diam dan langsung saja memutuskan hubungan dengan orang itu. Aku pula tak ingin membebani hidupku dengan orang seperti itu secara aku orangnya pemikir dan suka memendam semua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline