"bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum"
—M.A.W Brouwer
sejak pertama kaki menapaki tanahmu yang adiwarna, telah ku jeratkan
sepasang kakiku pada rerumput perdu yang berjebah, kusematkan
renjana di balik ranum langitmu, sedap aroma hawa
yang kuhela, menyusup hingga rongga dada
tak sanggup aku bernapas tanpanya
kutambat hati di antara desau semilir anginmu
mengalir menyisir hangat udara swargaloka
manja tutur ramah laku santun etika para dara
mabuk aku terbuai pesona, serasa di negeri para dewa