Kawan pasti tidak suka menonton sendiri di bioskop, membosankan. Begitu juga saya. Tapi demi menengok Natalie Portman, hal itu tidak berlaku. Karena tidak ada yang mau (baca: tidak bisa) diajak saya pun rela pergi ke bioskop sendiri demi menonton No Strings Attached pada 2011.
Ya. Natalie portman adalah aktris Hollywood yang namanya berada paling atas di daftar aktris-aktis Hollywood yang ingin saya tiduri, eh salah, maksudnya aktris-aktris yang saya sangat saya suka dan saya tunggu film-filmnya. Natalie portman tidak hanya dianugrahi wajah yang cantik dengan akting yang menawan, ia juga berotak pintar, terbukti dengan pendidikannya lulusan psikologi Harvard. Dalam sebuah wawancara ia mengatakan baginya pendidikan lebih penting dibanding kemajuan karirnya di dunia seni peran, ia tidak mau karir mengganggu pendidikannya. Terbukti dalam rentang 1999-2003 kala ia sibuk kuliah di Harvard, ia hanya terlibat pada beberapa film. Selepas menyelesaikan studynya di Harvard, pada 2004 ia langsung memancarkan sinarnya lewat akting memukau pada Closer, bersama Julia Robert dan Jude Law. Ia pun masuk nominasi Academy Awards untuk kategori Best Supporting Actrees. Meski tidak menang namun semenjak itulah namanya semakin berkibar dikagumi banyak pecinta film.
Nona manis kelahiran Jerusalem, 9 Juni 1981 ini meraih penghargaan tertinggi seni peran, aktris terbaik Academy Award 2011 melalui film Black Swan, sebuah drama psikologi misteri. Ia salah satu dari sedikit aktris peraih Oscar pada usia dibawah 30 tahun.
Ayah Natalie Portman adalah seorang dokter dari Israel, sedangkan ibunya adalah seniman dari Cincinnati, Ohio,Amerika Serikat. Mereka menamai sang anak dengan nama kecil Natalie Hershlag. Kemudian lebih dikenal dengan nama panggungnya, Natalie Portman. Nama Portman adalah nama keluarga neneknya dari pihak ibu.Untuk menghormati darah yang mengalir di tubuhnya, Natalie memutuskan mempunyai kewarganegaraan ganda, Amerika Serikat dan Israel.
Natalie Portman meninggalkan Israel dan menetap di Washington, AS, saat masih kanak-kanak. Setelah berpindah-pindah ia kini menetap di New York. Bakat Natalie Portman ditemukan saat baru sebelas tahun. Semula ia didorong masuk modeling, namun kemudian lebih tertarik menjadi pemain peran alias akting. Sebetulnya ia sudah bermain pada beberapa film, namun debutnya yang tercatat fenomenal adalah ketika ia memerankan Mathilda dalam Leon: The Professional (1994). Ia diadu aktingnya bersama aktor gaek Jean Reno dan Gary Oldman. Saat itu ia masih gadis remaja 13 tahun.
Kesuksesan di film tersebut membawanya memerankan tokoh-tokoh utama, seperti Lauren Gustafson dalam film Heat (1995), Marty dalam Beautiful Girls (1996), and Taffy Dale dalam Mars Attacks! (1996). Sedikitnya ia sudah membintangi 45 film, termasuk beberapa film pendek dan serial televisi.
Natalie Portman termasuk aktris yang total terjun dalam industri pertunjukan ini. Selain sebagai pemeran, ia juga sudah memproduksi delapan film. Ia juga pernah menyutradari tiga film dan menulis tiga skenario film. Bahkan ia pernah membuat soundtrack dalam tiga film. Betul-betul bakat kumplit yang tidak semua aktor memilikinya. Ia juga fasih berbicara dalam banyak bahasa yaitu Hebrew (bahasa ibu), Inggris, French, German, Spanish and Japanese.
Natalie Portman menikah pada 2010 dengan Benjamin Millepied, seorang koreografer penari balet asal Prancis yang juga terlibat dalam Black Swan. Pada Juni 2014 ia melahirkan anak laki-laki pertamanya yang diberi nama Aleph Portman-Millepied. Sekarang Natalie dan keluarga berdomisili di Paris, dalam banyak kesempatan ia menyatakan niatnya untuk menjadi warga Negara Prancis.
Dari sekian banyak film-filmnya, berikut ini saya pilihkan 7 film terbaik Natalie Portman versi saya, bukan versi on the spot :
Black Swan (2010)
Film drama psikologi yang mengantarkannya meraih Oscar sebagai pemeran wanita terbaik. Berperan sebagai Nina Sayers, seorang balerina muda professional di New York. Ia memperoleh peran sebagai Swan Queen dalam sebuah pementasan Swan Lake arahan sutradara Thomas Leroy. Membawakan peran sebagai Swan Queen jelas bukan perkara mudah. Peran rumit tersebut menuntut Nina untuk tidak hanya mengeluarkan segala kemampuan menarinya dengan baik namun juga mengharuskannya untuk menampilkan dua sisi emosi yang berbeda. Sebagai White Swan yang penuh pesona dan kepolosan, ya, ia mampu, namun tidak sebagai Black Swan, sebuah karakter yang bertolak belakang, karakter gelap dan menggoda yang ternyata kesulitan untuk di keluarkan oleh Nina yang introvert, apalagi kedatangan balerina baru, Lili (Milla Kunis) yang mampu membawakan karakter Black Swan dengan baik membuat persaingan menjadi panas dan dengan cepat juga menjadi awal sebuah rivalitas mengerikan.
Dalam film ini, banyak sekali kelebihan yang terekam di dalamnya. Mulai dari akting Natalie Portman yang benar benar menguasai karakter dari Nina, Odette (White Swan), dan Odile (Black Swan). Alur ceritanya yang lebih mendalami lebih dulu, siapakah Nina Sayers dan latar belakangnya sampai dia menjadi seorang ballerina yang ambisius. Balerina yang perfeksionis namun anti-sosial, dan ketika menari dia seperti menunjukkan tarian yang tanpa jiwa. Selain itu, dari segi kamera, pencahayaan, dan tentunya musik. Dalam film ini, benar benar seperti menggambarkan sebuah panggung pertunjukan ballet. Tapi, bukan ekedar permainan ballet di atas panggung saja, melainkan juga keseharian Nina dan saat saat Nina bersaing dengan Lili yang muncul sebagai rivalnya. Sehingga membuat Thomas tertarik menjadikan Lili sebagai cadangan Nina. Dan bagaimana Nina berusaha mempertahankan posisinya dalam keadaannya yang mulai frustasi..