Praktik Puasa Qadha akrab bagi kaum perempuan untuk menggantikan puasa Ramadhan yang tidak terlaksana selama menstruasi/hamil/paska melahirkan/sedang menyusui.
Namun, Puasa Qadha juga berlaku bagi mereka yang tidak berpuasa pada saat Ramadhan karena sakit, sedang dalam perjalanan/musafir, dan mereka yang kembali sadar setelah koma atau mengalami kegilaan.
Berikut sepuluh fakta terkait Puasa Qadha
#1 Puasa wajib terbagi dalam dua jenis.
- Puasa wajib yang terkait dengan waktu tertentu - seperti puasa Ramadhan - puasa ini niatnya dapat diucapkan pada malam sebelumnya hingga tengah hari Islam (dahwatul kubra- titik tengah antara matahari terbit dan terbenam), meskipun mengusahakan sebelum fajar lebih baik.
- Puasa wajib yang tidak terkait dengan waktu tertentu - seperti puasa Qadha Ramadhan atau kaffarah - puasa ini harus memiliki niat yang diucapkan dari malam sebelumnya karena mereka tidak spesifik untuk waktu tertentu dan oleh karena itu mereka harus ditentukan sebelum dimulai. Oleh karena itu, agar Anda dapat berpuasa qadha, Anda harus mengucapkan niat puasa dari malam sebelumnya/sebelum fajar hari selanjutnya.
Baca juga: "Mendingan Mengganti Puasa Wajib (Ramadan) atau Lanjut Puasa Syawal? Begini Panduannya" oleh Ozy V. Alandika
#2 Saat berpuasa Qadha, perlu untuk membuat niat pada malam hari (yaitu sebelum fajar).
Jika niat dibuat di pagi hari (yaitu setelah fajar), puasa qadha tidak akan sah dan akan dianggap sebagai puasa nafl.
Orang tersebut harus mengulang puasa qadha lagi.
Berikut bacaan niat puasa qadha.
Nawaitu shauma ghadin 'an qadha'I fardhi syahri Ramadhana lillahi ta'ala
Artinya:
"Aku berniat untuk meng-qadha puasa bulan Ramadan esok hari karena Allah SWT"