Lihat ke Halaman Asli

W. Bintang

Variety Writer

Bagaimana Perawatan Setelah Diagnosis Badai Sitokin?

Diperbarui: 7 Mei 2021   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diagnosis dan perawatan atas sindrom badai sitokin merupakan salah satu tantangan dalam dunia kesehatan (Sasin Tipchai/Pixabay)

Suami Joanna Alexandra, Raditya Oloan, meninggal dunia (6/5/2021) setelah mengalami badai sitokin

Raditya Oloan sebelumnya sempat dirawat selama beberapa hari di rumah sakit karena positif Covid-19.

Dua hari lalu, Joanna mengabarkan kondisi terkini suaminya yang mengalami komorbid asma post-Covid-19.

Post-Covid-19 identik dengan badai sitokin.

Bagaimana diagnosis dan penanganan atas masalah medis yang serius ini? Simak uraiannya berikut ini.

Baca juga: "Kenali Badai Sitokin, Masalah Medis yang Dialami Raditya Oloan"

Diagnosis Badai Sitokin

Badai sitokin didiagnosis dalam konteks kondisi medis yang mendasarinya. Masalah mendasar ini mungkin sudah diketahui, atau mungkin memerlukan diagnosisnya sendiri.

Seseorang mungkin perlu didiagnosis dengan kelainan genetik, kondisi autoimun, atau penyakit menular, seperti COVID-19.

Bergantung pada situasinya, diagnosis badai sitokin mungkin memerlukan berbagai jenis tes medis, seperti tes darah tertentu.

Riwayat medis dan pemeriksaan fisik memberikan titik awal diagnostik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline