Berpikir adalah tanda Anda hidup. Bagaimana Anda mengelolanya agar tidak berlebihan dan mengganggu kesehatan mental.
"Saya tidak bisa santai. Otak saya tidak berhenti berpikir," atau, "Saya tidak bisa berhenti memikirkan bagaimana hidup saya bisa lebih baik jika saya telah melakukan sesuatu secara berbeda."
Ucapan tersebut terdengar akrab sehari - hari. Terlalu banyak berpikir dapat dikaitkan dengan masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi, meskipun sulit untuk mengetahui mana yang terjadi pertama kali pada setiap individu layaknya teka-teki "ayam atau telur duluan yang muncul".
Bagaimanapun, tampaknya terlalu banyak berpikir dapat menyebabkan kesehatan mental Anda menurun. Dan kemudian ketika kesehatan mental menurun, pikiran juga ikut semakin banyak dan terbebani. Overthinking adalah lingkaran setan.
Namun, sulit untuk mengenali saat berada tepat di tengahnya. Sangat mudah untuk meyakinkan diri sendiri bahwa merenungkan dan mengkhawatirkan hal-hal entah bagaimana ujungnya bisa membantu.
Baca juga: "Ketika Overthinking Dinikmati sebagai Sebuah Proses Hidup" oleh Nana Marcecilia
Lagi pula, bagaimana mungkin menghasilkan solusi yang lebih baik tanpa memikirkannya? Anda harus terus memikirkan kesalahan itu untuk menghentikan diri Anda mengulanginya, bukan? Jawabannya tidak segampang yang Anda kira.
"Kelumpuhan otak" itu nyata. Semakin Anda memikirkan suatu masalah, semakin buruk perasaan Anda. Dan semakin buruk perasaan Anda, semakin sulit untuk mengambil tindakan positif karena emosi dapat mengaburkan penilaian Anda.
Dua Jenis Overthinking
Menurut psikolog Amy Morin, terlalu banyak berpikir sering kali melibatkan merenungkan masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan.
Terlalu banyak berpikir tidak sama dengan pemecahan masalah yang sehat. Pemecahan masalah terdiri dari memikirkan situasi yang sulit bila perlu. Di sisi lain, terlalu banyak berpikir berarti memikirkan masalah.
Terlalu banyak berpikir juga berbeda dengan refleksi diri. Refleksi diri bisa menjadi sehat karena melibatkan belajar dan mendapatkan perspektif tentang diri Anda sendiri sehubungan dengan situasi yang dihadapi. Refleksi juga memiliki tujuan.