Lihat ke Halaman Asli

William Namu

lenganku adalah menyelesaikan kuliahku dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik

Puisi (59), Telepon saya

Diperbarui: 4 Februari 2025   01:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi (59), Telepon saya , dokumen pribadi.

59. Dari cahaya pagi hingga cahaya senja, kau selalu bersamaku ke mana pun aku pergi. Ketukan, usapan, tekanan lembut, kau hadirkan dunia dengan begitu indah. Lonceng yang berdengung, layar yang berkedip, pesan yang terang, meme yang tak terlihat. Kau membangunkan ku, mengingatkan rencanaku, memegang rahasiaku di tanganmu. Kau membuatku dekat dengan mereka yang jauh, sebuah suara, sebuah gambar, bintang kecil. Melalui teks dan panggilan, cahaya mu terpancar, mengikat hati meskipun jaraknya sangat jauh. Namun terkadang, aku lupa melihat dunia di balik kacamu - lautan yang terang. Matahari terbenam mekar,burung berkicau lembut, tetapi saya terlalu asyik menggulir layar. Jadi, meski aku suka bunyi bip lembut mu, beberapa saat lagi, aku akan membiarkanmu tidur. Karena pemandangan terbaik dalam hidup bukanlah di layar, tetapi di ruang di antaranya. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline