Lihat ke Halaman Asli

William Lukman Djaja

Personal Branding

5 Tips Branding untuk Agen Asuransi

Diperbarui: 15 September 2021   17:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

2020 mungkin tahun yang tidak mudah bagi teman-teman di komunitas network marketing, khususnya agen asuransi. Tiba-tiba harus dikenalkan dengan branding, social media, digital marketing dan semua hal-hal teknis lainnya yang selama ini tidak pernah ada di dalam kamus seorang agen asuransi.

Tetapi, justru melewatkan kesempatan ini seperti melewatkan kereta yang sedang datang untuk membawa kamu kepada sebuah kesempatan berbisnis yang jauh lebih besar.

Nah sebelum mulai kita kenalan dulu ya sama branding tuh apa sih.

 Branding

Marty Neuimer di dalam bukunya the brand gap menjelaskan bahwa branding adalah perasaan atau asumsi dan juga persepsi dari orang-orang terhadap produk, layanan atau sebuah organisasi.

Permasalahan terbesar memang tetap adalah branding dari seorang agen asuransi. Image yang dibawa oleh seorang agen asuransi adalah branding yang mereka miliki saat ini tentang pekerjaan insurance agent.

Mengubah hal ini tidaklah mudah, khususnya kamu yang direkrut hari-hari ini. Kamu seperti bayi baru lahir yang sudah memiliki gambaran buruk karena orangtua sebelumnya. Tetapi, jangan khawatir segala sesuatuny bisa diubah asalkan kita mau mencoba untuk mematahkan hal-hal yang sudah dipraktekkan selama ini yang menghasilkan branding yang buruk.

 Agen Atau Konsultan?

Hari ini kita harus akui kalau mayoritas orang yang menyebut dirinya sebagai financial consultant adalah seorang agen asuransi. Sangat jarang hari ini menemukan orang konsultan keuangan yang betul-betul hadir untuk memberikan jasa konsultasi keuangan tanpa datang dari sebuah perusahaan asuransi.

Memang betul pekerjaan sebagai agen asuransi sangat berkaitan erat dengan keahlian mengatur keuangan. Tetapi, kalau kita mau disebut konsultan maka branding yang harus dibangun juga harus mengikuti kehidupan dan gaya seorang konsultan dan bukan seorang sales yang terus mengejar kemana clientnya pergi, sampai akhirnya menjual.

Sebaliknya, seorang konsultan tidak pernah mengejar-mengejar client karena biayanya dibayar didepan, kecuali mungkin ada hal-hal lain yang ditawarkan yang ada di luar pekerjaanny sebagai konsultan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline