Lihat ke Halaman Asli

William Lukman Djaja

Personal Branding

Menghancurkan Mitos tentang Belajar Bahasa Asing

Diperbarui: 19 April 2016   11:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa waktu lalu saya baru saja menyelesaikan buku "Fluent in 3 months" karangan Benny Lewis, beliau adalah seorang polyglot, yang artinya beliau menguasai beberapa bahasa asing. 

Kita pasti langsung berpikir, bahwa dia seorang yang pintar dari lahir dengan kemampuan memori yang sangat super, seorang jomblo yang bisa pergi keluar negeri terus menerus tanpa di rengeki oleh pasangannya, tidak lupa anda pasti berpikir bahwa beliau adalah orang yang sangatlah kaya. Kenyataannya, beliau adalah seorang yang gagal dalam belajar bahasa asing selama sekolah, bahkan beliau sengaja pergi ke spanyol untuk belajar bahasa asing namun tetap gagal. sampai beliau menemukan beberapa hacks yang membantunya maju. 

Berikut saya hanya ingin menuliskan mitos-mitos yang kita miliki tentang seorang polyglot dan pelajar bahasa asing. 

1. Mitos: Polyglot adalah seorang yang secara natural sangat pintar dalam kemampuan mengingat. 

Jika kita lihat dari sisi seperti ini, rasanya sangatlah bertolak belakang dengan beberapa orang yang saya tahu adalah seorang yang gagal dalam belajar bahasa asing semasa sekolahnya, di sekolah mereka selalu gagal dalam menguasai bahasa asing, bahkan semua pelajaran yang mereka pelajari lenyap sekejap setelah mereka lulus. Tapi, mengapa sekarang mereka berhasil menguasainya? 

Kenyataannya, Kemampuan berbahasa tidak seperti tinggi badan, warna mata, atau warna kulit, yang dinamakan kemampuan adalah sebuah kemampuan, semakin di asah semakin baiklah kemampuan itu. Pertama mungkin akan sulit tapi selanjutnya anda akan merasa lebih mudah. 

2. Mitos: Saya sudah terlalu tua untuk belajar

Mungkin memang benar kemampuan mengingat kita semakin menurun seiring dengan fase penuaan setiap manusia. Tapi, bagaimana jika kita memang melatih kemampuan dari masa muda kita, sehingga kita memiliki kemampuan mengingat yang tetap kuat di masa tua kita. Otak kita seperti halnya otot bisa dilatih asal kita memiliki komitmen yang kuat untuk itu. Karena saya tahu juga banyak orang tua yang tetap memiliki kemampuan untuk menguasai bahasa asing, di masa tuanya. Mereka tekun untuk terus maju. 

3. Mitos: Hanya anak kecil yang mampu menguasai bahasa asing

Kembali lagi, jika kita lihat seberapa lama seorang anak kecil menguasai bahasa asing? 2 tahun? 3 atau mungkin 4 tahun? seandainya, si bayi sudah bisa berbicara di umur 1 tahun, maka di umur 5 tahun dia baru bisa bicara soal "Papa dimana" "mainanku" dan hal-hal lain yang sangatlah sederhana. Bandingkan dengan seorang dewasa yang belajar bahasa asing dengan mendapatkan exposure yang sama dengan si bayi, dalam artian lingkungannya adalah penutur asli. Dalam 4 tahun, si dewasa ini pasti sudah mampu menguasai topik perbincangan soal politik, ekonomi, budaya, atau mungkin teknologi. Sedangkan si bayi hanya bisa minta untuk makan dan mainan saja. 

Meskipun, kita mungkin kalah dengan si bayi dalam hal logat, aksen, dan pelafalan. Hal ini dikarenakan bahasa ibu kita yang tetap menjadi dominasi utama di otak kita. Tapi, orang dewasa memiliki kemampuan yang jauh lebih dari si bayi untuk menguasai bahasa asing, jika mendapatkan atau memiliki tekad, dan motivasi yang kuat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline