Lihat ke Halaman Asli

Terapi Kanabis bagi Lansia di Belanda

Diperbarui: 21 November 2024   07:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Terapi kesehatan berbahan dasar kanabis atau ganja medis di Negara Kincir Angin telah menjadi salah satu inovasi dalam pengobatan yang mendapat perhatian khusus dalam merawat lansia. Penggunaan ganja medis di Belanda telah diatur dengan ketat oleh pemerintah dan hanya diberikan kepada pasien yang memenuhi syarat medis tertentu. Salah satu manfaat utama terapi ganja medis untuk lansia adalah kemampuannya dalam mengurangi rasa sakit kronis yang sering dialami oleh orang tua. Rasa sakit akibat kondisi seperti artritis, osteoarthritis, atau masalah punggung dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia. Dalam beberapa penelitian, penggunaan ganja medis telah terbukti dapat mengurangi intensitas rasa sakit dan meningkatkan mobilitas bagi mereka yang mengidap kondisi-kondisi tersebut.

Terapi ganja medis di Belanda juga dipengaruhi oleh pandangan sosial yang semakin terbuka terhadap penggunaan ganja. Pada awalnya ganja dianggap sebagai obat yang berbahaya. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang yang menyadari potensi terapeutiknya. Faktor ini membuat Belanda menjadi salah satu negara yang terdepan dalam mengadopsi pengobatan berbahan dasar ganja baik untuk lansia maupun pasien lainnya.

Terapi ganja medis membantu lansia yang mengalami gangguan tidur. Banyak lansia di Belanda yang menghadapi kesulitan tidur karena stres atau kondisi medis lainnya. Ganja medis memiliki efek relaksasi yang dapat membantu mereka tidur lebih nyenyak. Penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam ganja, seperti THC dan CBD, dapat memperbaiki pola tidur dengan cara menenangkan sistem saraf pusat. Selain itu ganja medis juga dapat digunakan untuk mengurangi gejala kecemasan dan depresi yang seringkali mengganggu kesejahteraan mental lansia. Terutama bagi mereka yang hidup sendiri atau merasa terisolasi ganja medis dapat memberikan rasa tenang dan meningkatkan mood secara keseluruhan.

Penggunaan ganja medis untuk lansia juga menunjukkan efek positif dalam mengurangi gejala penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson. Beberapa studi menunjukkan bahwa CBD yang terdapat dalam ganja memiliki potensi untuk memperlambat perkembangan penyakit tersebut dan mengurangi gejala-gejala seperti tremor, kekakuan otot, dan gangguan keseimbangan. Meskipun manfaatnya terlihat menjanjikan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan ganja medis pada lansia. Salah satunya adalah kemungkinan efek samping. Ganja medis dapat menyebabkan pusing, mulut kering, dan gangguan kognitif ringan, yang bisa berbahaya terutama bagi lansia yang sudah memiliki masalah keseimbangan atau gangguan memori. Oleh karena itu sangat penting bagi lansia untuk mengonsultasikan penggunaan ganja medis dengan tenaga medis yang berkompeten agar dosis dan jenis ganja yang digunakan sesuai dengan kondisi mereka.

Pemeriksaan kesehatan secara berkala juga diperlukan untuk memantau reaksi tubuh terhadap terapi kanabis. Selain itu, terdapat juga kekhawatiran terkait ketergantungan terhadap ganja. Oleh karena itu, pengawasan yang lebih ketat terhadap penggunaannya perlu diterapkan agar terapi ini benar-benar memberikan manfaat tanpa menimbulkan dampak negatif. Terapi ganja medis tidak boleh dijadikan satu-satunya pilihan dalam pengobatan. Terapi ini sebaiknya digunakan sebagai pelengkap dari pengobatan konvensional dan harus didukung oleh gaya hidup sehat serta pengelolaan stres yang baik. Kedepannya, diharapkan negara-negara dunia dapat menginovasikan dan mengadopsi metode pengobatan yang revolusioner dan bermanfaat bagi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline