#kabuajy03
Pada masa lalu hingga masa yang sekarang, Indonesia memiliki berbagai jenis suku, ras, dan budaya. Dengan keanekaragaman budaya bangsa Indonesia yang sangat banyak ini, terkadang dapat menimbulkan konflik atau salah paham.
Hal ini tidak dapat kita hindari karena kita sebagai makhluk sosial, sehari-harinya tidak akan pernah lepas dari komunikasi, di mana komunikasi tersebut bisa dilakukan dengan keluarga, teman, guru, dosen, maupun orang-orang yang tidak kita kenal.
Saat kita berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar kita, tanpa kita sadari kita dapat bertemu dengan mereka yang budayanya tidak sama dengan kita. Dengan kata lain, kita melakukan komunikasi antar budaya secara tidak sadar.
Dari situ kita dapat melihat perbedaan budaya yang ditunjukkan oleh mereka walaupun terkadang tidak semuanya terlalu ketat mengikuti budayanya sendiri. Jika kita sering berinteraksi dan melakukan komunikasi dengan mereka, dari situlah terkadang muncul kesalahpahaman. Untuk mengatasi hal tersebut, kemudian dibutuhkan Komunikasi antar Budaya.
Definisi Komunikasi antar Budaya menurut Larry A. Samovar adalah komunikasi yang terjadi pada saat seseorang dari satu budaya mengirimkan pesan untuk diproses oleh orang dari budaya yang berbeda.
Dari sini kita dapat melihat bahwa setiap kali kita berkomunikasi dengan orang yang memiliki budaya berbeda dengan kita, artinya kita sedang melakukan komunikasi antar budaya (Samovar, 2009).
Menurut pengalaman penulis, penulis pernah mengalami contoh nyata dari Komunikasi antar Budaya. Salah satunya yaitu ketika penulis sedang berulang tahun, dan salah satu teman penulis yang berasal dari Manado memberi kado yaitu parfum.
Pada saat itu penulis kaget, karena penulis merupakan seorang chinese dan menurut kebudayaan chinese, tidak baik memberikan parfum kepada teman karena bisa membuat orang itu tersinggung karena arti dari memberi parfum adalah teman kita memiliki aroma badan yang bau atau kurang enak.
Hal ini kemudian menimbulkan kesalahpahaman. Penulis kemudian bertanya kepada teman terkait hal ini, lalu kemudian teman penulis menjelaskan bahwa ia tidak mengetahui kalau ada budaya seperti itu lalu kemudian ia meminta maaf dan berkata bahwa ia tidak bermaksud melakukan hal tersebut. Menurut pengalaman ini penulis menjadi sadar bahwa Komunikasi antar Budaya itu penting dan harus dipelajari.
Pengalaman lain juga terjadi ketika penulis pergi ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikan. Selain bahasa Jawa dan bahasa Kalimantan yang sangat berbeda, penulis juga menemukan beberapa budaya yang berbeda pada saat penulis sampai di Yogyakarta.