Lihat ke Halaman Asli

Ndhy Rezha

Penulis Pemula

Permainan Politik dan Pers saat Bencana

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di dunia politik abad ini , peran pers sangat berpengaruh dalam mengubah pandangan masyarakat dalam menanggapi dinamika politik yang sedang terjadi . Tentu saja , sebab pers adalah bagian dari media yang senantiasa menciptakan interaksi sosial kita baik itu secara vertical maupun Horizontal .

Dalam perkembangannya pers sempat berada pada masa dimana keangkuhan pemerintah harus menjadi penjara bagi kebebasan mereka , dan ketika era itu telah berlalu wajah pers mengalami sebuah perubahan besar terlebih atas sikap pers dalam menanggapi dinamika sosial yang terjadi . Seperti saat rakyat sedang dibuat pontang-panting akibat bencana yang melanda di beberapa daerah . Pers selalu ada untuk mengabarkan tentang perkembangan terbaru atas situasi apa yang sedang terjadi .

Bencana yang melanda negara ini sejak Desember 2013 lalu , tentu merupakan ‘sasaran’ utama pers sebagai objek berita yang akan dipublikasikan kepada masyarakat luas . Berita tentang perkembangan bencana dari berbagai daerah seperti Jakarta , Sinabung (Karo , Sumatera Utara)  dan Manado selalu menjadi topik utama meski berita tentang dinamika politik dalam negeri juga tak kalah mendominasi . Bencana dan Politik , wajah pers membuka awal tahun 2014 terkesan menitikberatkan kedua hal ini sebagai objek pemberitaan utama . Terang saja , sebab kedua hal ini lah yang tengah menjadi dinamika paling alot dikalangan masyarakat luas .

Namun ada yang janggal dalam pemberitaan tentang politik dan bencana . Terkadang muncul kesan bahwa kedua hal ini menjadi satu dalam setiap pemberitaan yang muncul . Tidak ada celah untuk coba memisahkan antara keduanya . Pers membuat pandangan kita atas kedua hal ini sebagai satu kesatuan yang saling mengikat antara satu dengan yang lainnya .

Bencana seolah mempengaruhi dinamika politik , atau bahkan menciptakan pandangan baru atas fenomena politik yang sedang terjadi . Politik pula tak kalah berpengaruhnya . Ketika bencana datang politik seolah lahir sebagai solusi praktis untuk menghapus jejak-jejak bencana itu dengan slogan dan janji-janji atas masa depan tanpa bencana .

Salah satu yang unik adalah ketika bencana menjadi sarana kampanye paling efektif dalam menarik simpati masyarakat . Hal ini terjadi di Indonesia sebagai  ‘momentum’ bagi beberapa kalangan politikus atas bencana yang datang tepat di tahun politik . Bencana yang seolah banyak dihiasi simbol-simbol partai kerap menjadi tontonan ‘wajar’ tahun ini .Peran pers dalam manuver politik beberapa kalangan tentu telah menjadi rahasia umum bagi kita semua , ketika bencana terkadang lebih kepada sarana ‘serang menyerang’ ataupun cara tepat untuk membangun sebuah pencitraan positif . Tak ada kritik dari pers atas fenomena janggal ini , kritik justru ditujukan pada hal-hal yang tidak substansif .

Sebagai salah satu contoh , ketika Banjir Jakarata. Pers hadir sebagai DPR dadakan dalam menampung kritik masyarakat atas bencana . Beberapa media cetak maupun elektronik sempat beberapa kali menyoroti pemerintahan Jokowi yang tidak tanggap ataupun kurang melakukan sebuah tindakan preventif yang efektif untuk mencegah banjir di kota Jakarta . Padahal agenda utama Jokowi selama setahun lebih menjabat Gubernur DKI adalah Banjir dan Macet . Jokowi telah cukup maksimal dalam menanggapi kemungkinan banjir yang akan datang , ini terbukti dari dampak banjir yang tak separah tahun 2013 lalu meskipun dengan curah hujan yang lebih tinggi .

Lalu apa pers punya solusi atas bencana ini ?

Contoh lain yang tak kalah anehnya adalah ketika pers menyoroti ‘tenda mewah’ SBY saat berkunjung untuk memantau situasi korban Sinabung . Semewah apapun tenda tetap tenda yang hanya digunakan sementara untuk menginap dan berlindung dari berbagai macam ancaman dari luar . Apalagi faktanya SBY adalah presiden negara ini . Apa ia harus tinggal ditengah-tengah bencana dengan tenda usang ? . Faktanya SBY telah memenuhi tanggung jawab untuk kemudian datang sebagai kepala negara yang simpati atas apa yang terjadi pada rakyatnya .

Beberapa Media seolah mengangkat isu ‘tenda mewah’ sebab tak seperti bencana banjir yang selalu ada pihak yang dapat disalahkan . Bencana Sinabung yang merupakan bencana alam membuat pers seolah mencari fenomena apa saja yang relevan dengan dinamika politik yang sedang terjadi meski terkesan absurd dan dipaksakan untuk kemudian diberitakan .

Sangat disayangkan ketika informasi dari pers yang begitu diandalkan oleh masyarakat justru memuat hal-hal yang sengaja diciptakan untuk sebuah kepentingan orang-orang tertentu .




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline