Lihat ke Halaman Asli

"Past Lives", Mengunjungi Museum Ingatan

Diperbarui: 18 Februari 2024   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Setiap manusia memiliki ingatan. Ia tersimpan rapat-rapat di dalam otaknya. Bak museum, itu dapat dikunjungi sewaktu-waktu. Tetapi, siapa sangka pintu museum itu diketuk oleh salah seorang yang pernah menghadirkan ingatan itu di masa lampu.


Perempuan itu berambut sepanjang bahu. Penglihatannya tajam. Senyum indah jarang terlihat di bibirnya. Impiannya cuman satu, yakni bagaimana meraih penghargaan Nobel.


Masa kecil dihabiskan di Korea Selatan. Nora sudah terlihat kompetitif. Ia selalu menjadi yang terbaik di sekolah. Akan tetapi, ia gagal menjadi terbaik. Temannya, Hae Sung, mengalahkannya satu kali.


Mereka menjadi saingan. Benih kagum tumbuh mekar. Saingan sekaligus cinta. Nora kecil curhat kepada sang ibu. Kelak ia ingin menikahi Hae Sung.


Mimpi itu gagal terwujud. Keluarga Nora pindah keluar negeri. Kenyamanan hidup di Korea Selatan ditinggalkan. Sang ayah sebagai sutradara dan ibu sebagai aktris ingin mencari tantangan baru. Juga mewujudkan mimpi Nora untuk meraih Nobel. Mereka terbang menuju Kanada.


Nora tumbuh besar. Ia mengambil sebuah studi drama. Banyak sekali naskah dihasilkan selama belajar di luar negeri. Perlahan-lahan, ia melupakan Korea Selatan.


Percakapan sehari-harinya menggunakan bahasa Inggris. Ia hanya menggunakan bahasa Korea Selatan saat bercakap dengan ibunya. Lalu, percakapan dengan ibu mengantarkan kepada ingatan masa kecil. Hae Sung menjadi bahan pembahasan mereka.


Ia ingat dengan bocah laki-laki yang mengalahkannya. Rasa rindu bermekaran. Ternyata, Hae Sung juga mencarinya lewat kolom komentar halaman facebook milik film ayah Nora.


Komunikasi terjalin di antara mereka. Mereka bukan lagi anak kecil yang saling mengagumi. Dua orang dewasa yang saling mencintai. Keduanya saling memperhatikan satu sama lain. Saling mempedulikan.


Nora tidak lagi mengingat menulis naskah drama. Hae Sung pun demikian. Seluruh waktu dihabiskan sebab dimabuk cinta. Sampai pada akhirnya, luapan rasa ingin jumpa muncul.


Harapan itu menemui jalan buntu. Hae Sung masih ingin mengejar impian mengunjungi Tiongkok. Nora juga dalam waktu dekat tidak ingin berkunjung ke Korea Selatan. Kekecewaan itu membuat mereka pisah untuk sementara waktu. Mereka menyimpan janji akan bertemu lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline