Lihat ke Halaman Asli

New Yogyakarta International Airport

Diperbarui: 25 April 2021   10:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

YOGYAKARTA-Salah satu petugas Bandara New Yogyakarta International Airport,Vinancius Kleruk mengutarakan rasa bangganya terhadap proses adaptasi yang cepat  dilakukan oleh Bandara yang baru saja diresmikan pada tahun 2020 tepat pada bulan April  oleh Presiden Joko Widod0,dimana pembangunan bandara telah dilakukan sejak 2018 yang melibatkan Sultan Gubernur Yogyakarta guna menghadapi pandemic pada situasi sekarang ini.Dimana hal tersebut lngsung dibuktikan dengan adanya pemeriksaan THERMO SCANNER hingga penerapan aturan untuk melengkapi surat Swab test Antigen/PCR(Polymerase Chain Reaction) yang digunakan untuk mendeteksi virus SARS Co-2 dengan mendeteksi DNA virus bagi para penumpang yang ingin bepergian keluar kota dan sudah pasti merupakan area wajib pemakaian masker."Kami juga diwajibkan menggunakan masker saat bertugas dan sebagai contoh bagi para penumpang tentu saja kami memakainya.

Alasan dipindahkannya Bandara Adisucipto menuju bandara New Yogyakarta International adalah karena,Bandara Adisucipto tidak memenuhi syarat dari Dinas Perhubungan ditambah lagi dengan APRON/peralatan pesawat yang terbatas.Pak Vinancius yang akrab dipanggil Andy mengaku,cukup berat saat pertama kali pemindahan tugas menuju Bandara baru,dikarenakan letak bandara New Yogyakarta International yang cukup jauh dari tempat ia tinggal. "Awalnya susah karena harus mengendarai motor saya jauh dari daerah Maguwoharjo menuju Kulonprogo,tapi saat ini pihak Angkasa Pura telah Menyediakan Bus bagi kami,sehingga jauh lebih mudah",Ungkap Pak Vinancius.New International Yogyakarta Airport resmi beroperasi penuh pada 29 maret 2020,dimana dampak pembangunan Bandara juga melibatkan 5 desa antara lain,Palihan,Sindutan,Jangkaran,Kebonrejo dan Glagah karena membutuhkan luas tanah sebesar 600 hektar dan dipastikan akan menampung 20 juta penumpang per tahun.

Rupanya letak bandara New Yogyakarta International yang cukup jauh di Jalan Wates Purworejo,glagah,temon kulon progo yang terbilang menjadi salah satu masalah bagi para pegawai Bandara yang lama karena tempat tinggal yang masih berada di sekitar Bandara Adisucipto.Bagi penumpang yang ingin menuju Bandara Pihak Angkasa Pura telah menyiapkan transportasi kereta melalui stasiun tugu dengan waktu tempuh menuju Bandara 40 menit sedangkan menggunakan kendaraan mobil membutuhkan waktu 60 menit (1 jam).

Melalui akun media sosial pihak New International Yogyakarta Airport telah memulai simulasi ge-nose c-19 pada Kamis 18 maret 2021 dan diharapkan akan mulai beroperasi pada awal April 2021,bukan hanya meringangkan dapat mendeteksi covid-19 dengan akurat tetapi ge-nose c-19 juga dapat meringankan biaya bagi para penumpang yang ingin berpergian dengan tarif Rp30.000 per-orang.

New International Yogyakarta Airport telah diisi sekitar 10 maskapai penerbangan,antara lain AirAsian,Air Nuigini,Batik Air,Citilink,Garuda Indonesia,Indonesia AirAsia,Lion Air,Malaysia Airlines,Scoot,dan Sriwijaya Air.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline