Lihat ke Halaman Asli

Putus Asa Bukanlah Akhir dari Segalanya

Diperbarui: 31 Januari 2024   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di siang nan terik menembus awan, aku terbangun dari tidur setengah sadar. aku mendengar suara perempuan,perempuan itu memanggil namaku dengan keras Izrael...! Aku melihat ke arahnya dan ternyata itu ibu Dina, Kenapa kau tidak membantu teman-temanmu! ucap ibu Dina dengan kesalnya. Aku bergegas keluar dari meja dan membantu teman-teman yang jauh disana.Izrael... Tolong bantuan aku memotong kardus ini untuk properti kita nanti, dengan malasnya Aku terpaksa bergerak untuk memotong kardus kardus itu.

"Sudahlah Ca aku lelah dengan semua ini,"

 dengan wajah galak-nya dia menatapku,

"ini kan properti untuk kita nanti, dan ini juga kan pekerjaanmu Izra!",

 dengan malasnya aku pun melanjutkan pekerjaanku. Akhirnya jadi juga,

"nah kan kalau malas mu itu dipaksa jadi juga kan properti kita, ucap Aca".

Keesokan harinya di hari jumaat aku dan teman teman melanjutkan kegiatan yang tentu membosankan tetapi penting yaitu P5. Terdengar ada yang membuka pintu dari luar kelas, ternyata bu Yuli yang datang untuk menenami kita latihan di siang hari itu,

 "teman-teman hari ini kita latihan tari ya!, ucap Aca dengan lantang"

, Semua anak menyebut okee..., di tengah latihan sang sutradara kelompok menyampaikan bahwa skenario cerita drama telah selesai dibuat, ini untuk alurnya sudah selesai ku buat, ucap janed.

"Teman-teman bagaimana menurut kalian alur cerita yang sudah dibuat ibu negara ini, ucap Aca"

 dengan bercanda. Dengan wajah kesalnya Janed menanggapi ucap dari Aca,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline