Jumat ke-3 setelah 14 oktober akhirnya datang. Warna putih sudah memenuhi layar kaca anda sekalian. Media sosial akan penuh dengan cerita dan tragedi hari ini. “Assalamualaikum” ke-2 Shalat Jumat kali ini menjadi pertanda ribuan orang akan turun mengadakan long march dari istiqlal menuju Istana Presiden.
Unjuk rasa kali ini sudah melibatkan sangat banyak kalangan masyarakat dari Petinggi Negara hingga masyarakat biasa, dari Jakarta maupun berbagai daerah. Tak heran ini menjadi sasaran empuk media untuk bisa berunjuk gigi berlomba-lomba terlihat menjadi media yang paling update. Terekspos oleh media tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung bagaimana masyarakat bisa menerima berita yang disampaikan.
Eskalasi isu 4 November memang cukup signifikan. Dengan adanya berita tentang Peti Ahok, mata dunia mulai melirik ke arah Indonesia. Pengamat Terorisme Sydney Jones dalam satu kesempatan juga bereaksi atas insiden itu. "Dan yang saya heran kenapa politisi di Indonesia membiarkan ormas-ormas garis keras untuk mengisi agenda agenda politik seperti ini," ucap Jones.
The Guardian, Channel News Asia, The Straits Times, International Business Timesdan The Sydney Morning Herald sudah ikutan memberitakan seputar kasus 4 November. Berita berisikan informasi seputar Islam garis keras yang diduga akan ambil andil dalam demo hari ini.
Travel Advisory dari beberapa negara seperti Malaysia, Australia dan Amerika menjadi salah satu dampak negatif dari perkembangan isu yang sudah bergulir begitu keras. Mari kita buktikan hari ini, ketika internasional sudah melihat Indonesia khususnya 4 november. Akankah hari ini berjalan damai dan tanpa masalah yang bisa mempermalukan Republik Indonesia di mata Internasional?
Update:
Sumber:
Demo 4 November di Jakarta Jadi Sorotan Media Asing
Australia Keluarkan Travel Warning ke Indonesia Terkait Aksi 4 November
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H