Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Mengenang "Si Binatang Jalang"

Diperbarui: 28 April 2021   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengenang Si Binatang Jalang
Yang mau hidup seribu tahun lagi
Riwayatmu kini? Sudahkah seribu tahun?
Nafasmu berhenti kala itu
Riwayatmu diam di antara kami
Hidup abadi

Suara-suara yang terbelenggu uang di saku
Memahat usiamu perlahan
Sunyi makin sepi
Gelap makin pekat
Malam tetaplah mencekam

Diam-diam menderu hasrat
Dari seribu tahun silam
Sebelum mengenang kepergianmu kini
Samar dalam sunyi
Bagai luka busuk tak berdarah

Kenang mengenang
Lara dan hasrat menyatu padu
Lupa hari-hari yang sama
Hari-hari melupakanmu
Mengakhiri riwayatmu dalam palung senja
Kau diam di situ sebagai bingkisan dari sejarah

Dari Karawang Bekasi
Kau menjadi peniru yang dimaafkan
Sejarah melupakan itu
Kau tertidur tanpa dosa dari pengampunan sejarah

Tidurlah!
Tidurlah!
Sayup-sayup sunyi di gua kelicikan
Dan bangun di hati generasi muda kami, kini
Agar paham perjuangan
Agar selalu sujud pada kemerdekaan

Tangerang, 28 April 2020_Wilibrordus Kau Suni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline