Saya Wilhelmina Ohoitimur, Mahasiswa D IV Usaha Perjalanan Wisata, Penerima Beasiswa Prestasi STP Trisakti tahun 2017
Goa Maria Alwew, merupakan sebuah Goa Maria yang berada di desa Ngilngof, Kecamatan Manyeuw, Kabuapaten Maluku Tenggara.
Goa Maria ini dinamakan Goa Maria Alwew karena Goa ini di bangun di kawasan hutan sebelah Utara desa Ngilngof. Goa Maria ini dibangun untuk mengenang salah satu peristiwa penting dan bersejarah bagi masyarakat desa Ngilngof pada 14 September 1942.
Peristiwa itu adalah tindakan heroik para pemuda dan masyarakat desa Ngilngof untuk menyelamatakan 2 Missionaris asal Belanda yaitu Pastor Antonius Van Lith dan Pastor Bedaux, dari tentara Jepang pada saat perang dunia ke II.
Kawasan Hutan Alwew merupakan tempat persembunyian pertama serta awal mula kisah perjalanan para Pemuda serta kedua missionaris dari incaran para tentara Dainipon.
Karena itu, tempat persembunyian pertama mereka ini di bangunlah Goa Maria untuk mengenang kisah mereka. Pembangunan Goa Maria ini digagas oleh Pastor Yopi Sumakut,MSC yang pada saat itu merupakan pastor paroki di wilayah paroki Namar. Sedangakan masyarakat Ohoi Ngilngof bekerja secara bergotong royong atau orang Kei menyebutnya Maren (Budaya Maren), bahu membahu membangun Goa Maria ini.
Di Goa Maria ini terdapat 1 arca Bunda Maria, 2 arca pastor yang merepresentasikan kedua Missionaris. Sedangkan sepanjang jalan masuk ke Goa Maria Alwew terdapat 14 Stasi (bangunan Rumah kecil) yang merepresentasikan 14 perhentian prosesi jalan Salib pada kisah Sengsara yesus.
Hingga saat ini, Goa Maria Alwew di gunakan masyarakat desa Ngilngof untuk berdoa, Berziarah dan beribadah pada hari besar seperti Paskah, peringatan peristiwa 14 September 1942, Bulan Maria dan Bulan Rosario (Mei dan Oktober).
Selain itu sebagai tempat rekoleksi bagi anak-anak SEKAMI (Serikat Kepausan Anak Missioner) dan OMK (Orang Muda Katolik) desa Ngilngof. Ada juga masyarakat yang melakukan doa Novena di Goa Maria Alwew ini. Selain itu, Goa Mari Alwew juga merupakan salah satu destinasi wisata Rohani di desa Wisata Ngilngof.
Dokpri