Lihat ke Halaman Asli

P. Vinsen Sarah

“Menulis adalah belajar menangkap momen kehidupan dalam penghayatan

Peretas Media Sosial dan Penipu di Media Online, Tak Takut Dosa?

Diperbarui: 15 Mei 2021   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto diedit dari Facebook Pribadi

Media sosial dan dunia digital berkembang pesat dan menyita perhatian umat manusia sejagat. Dari anak kecil sampai nenek-nenek dan kakek-kakek kini melek handphone android dalam berbagai merek dan tipe. Apa lagi ketika dunia dihirukpikukkan dan dibingungkan dengan covid-19. Hampir semua karya dan pekerjaan dalam berbagai segi kehidupan kita umat manusia berlangsung secara online. Terasa sekali dalam bidang pendidikan kita di Indonesia, cara belajar Daring terjadi dalam berbagai level dan kategori lembaga pendidikan kita. Terkait dengan ini, kita bersyukur kepada Allah atas rahmat dan kurnia talenta yang sangat luar biasa bagi kemudahan kelangsungan hidup kita di dunia.
Meski media digital mengantongi segudang hal positif dan baik, tak dapat dipungkiri juga di sana terjadi segudang kepincangan dan penyelewengan penggunaannya pada jalan dan cara yang tak baik dan terpuji.

Berhubungan dengan ini, pada hari-hari belakangan, saya disibukkan oleh peretas media facebook (hacker) yang meretas media facebook saya dengan menggunakan nama dan foto profil saya untuk membohongi teman-teman saya meminta-minta pulsa. Teman-teman saya di facebook tiba-tiba chat saya dan bertanya, benarkah saya buat akunt baru dan minta pulsa? Umumnya semua bertanya hal yang sama. Tetapi ada juga yang sudah tahu aksi penipuan ini sebagai 'lagu lama,' malah dimain-mainkan sebelum akhirnya sang peretas sendiri kapok lalu mem-'block' teman saya itu. Saya segera membuat pengumuman dengan foto maupun video dan siaran langsung bahwa saya belum membuat akunt baru dan apa lagi minta pulsa. Dari semua chat dan komunikasi terkait hal tak terpuji ini, ada yang menarik dari seorang teman yang bercerita bahwa ia ber-chat ria dengan si peretas seputar di mana dia tinggal, apa kesulitannya saat itu, lalu bagaimana teman saya itu bisa menolongnya jangan hanya pulsa tapi mungkin hal-hal lain yang lebih berguna baginya. Semua itu dilakukannya hanya untuk mempermainkannya sekaligus mengajari dia bagaimana hidup dengan cara yang elegan, bertanggungjawab dan jangan menjadi orang yang putar balik alias penipu-pembohong. Lebih dari semua itu apakah hacker itu tidak takut dosa kalau berbohong dan menipu? Semoga ini menjadi pembelajaran bagi kita para pengguna media sosial dan media digital agar menjaga marwah alat yang diciptakan ini untuk kebaikan umat manusia. Hacker, janganlah membohongi orang!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline