Lihat ke Halaman Asli

Toa, Lonceng dan Genta

Diperbarui: 3 Agustus 2016   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Toa  , Lonceng dan Genta
Sudah lama suaranya bergema
Memanggil pemeluk, untuk tak lupa penanda
Untuk sejenak mengingat sang Pencipta

Toa, lonceng , genta  dan agama
Manusia dan Pencipta
Waktu  yang sering terlupa
Untuk sejenak berhenti dan berdoa

Jangan salahkan Toa
Juga lonceng-lonceng gereja
atau genta di Vihara
Karena mereka hanya benda

Kita manusia yang harusnya mencerna
Dan memakai mereka dengan bijaksana
Bagaimana fungsi benda agar  berguna
Dan bukan malah mengganggu para tetangga

Mengatur volume bunyi dan waktu yang tertata
Menghargai perbedaan dan menerima dengan hati terbuka
Dan tak menjadikan amuk massa atas nama agama

Toa dan lonceng gereja
Juga genta suara di Vihara
Tak pernah dirancang untuk jadi senjata
untuk memusuhi sesama

Bila sang Nabi dan Pencipta melihat laku kita
Akan bersukakah mereka ,
atas segala laku kita yang memakai lagi-lagi NamaNya ?
Mari kita hening sejenak bersama…….

Catatan kaki : 

Ingat kebendaan mereka sebenarnya petunjuk universal bagi manusia melawan lupa
dan lupa terfatal manusia adalah lupa pada Pencipta, yang digemakan lagi oleh suara-suara mereka.

Saran :

Pakailah mereka dengan bijak, dan semoga kebijakan dibalas dengan pengertian dan dukungan yang saling mengeratkan dalam damai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline