Lihat ke Halaman Asli

[BulanKemanusiaan RTC] Melihat Si Sisypus dari Berbagai Sisi

Diperbarui: 27 Juli 2016   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sisypus by JSingh 2008 wordpress

“We all have our routines,” he said softly.”But they must have a purpose and provide an outcome that we can see and take some comfort from, or else they have no use at all. Without that, they are like the endless pacings of a caged animal. If they are not madness itself, then they are a prelude to it.”
― John Connolly, The Book of Lost Things

Selalu ada alasan dibalik perbuatan, seperti selalu ada udang yang bersembunyi dibalik batu, untuk kemudian dijadikan rempeyek, saat  batu tak lagi mampu menyembunyikan si Udang.

Demikian juga dengan Tokoh kita yang satu ini.

Sisypus adalah Raja pertama Ephyra (*Ada yang menduga itu Korintus). Yang dalam segala siasat cerdasnya yang bisa dikategorikan licin, selalu berhasil membuat  Para Dewa marah, dan pada akhirnya menghukum dia dengan mengulingkan batu ke Puncak bukit, yang akan  kembali bergulir ke bawah, untuk di gulingkan lagi ke puncak, demikian terus menerus , entah sampai kapan.

What ?! Ini seperti marmut yang berputar putar pada kitiran. Coba saja kau pelihara 1 atau 2 marmut, kalau tidak percaya. Taruh di kandang, beri dia makan, lalu taruh kitiran dipojokan. Saksikan dan lihatlah sendiri apa yang  terjadi. 

Gemas-gemas lucu bukan, melihat marmut, berputar putar liar, seharian. Berhenti sebentar bila dia lelah, kepojokan untuk minum lalu makan. Kemudian berputar-putar lagi, dan tidur bila sudah lelah.  

Si  Marmut “terlihat” senang, tapi aku tak tahu, apakah yang terlihat itu memang senang beneran. Ha ha ha.  Buktinya besok dia akan berputar-putar lagi, tak bosan bosannya.  Cobalah tolong kau tanyakan,”wahai marmut yang imut, apakah kamu senang berputar putar disana, atau kamu memang tak punya pilihan lain.”  Nanti kalau si Marmut menjawab , tolong beritahukan padaku .

Apakah  Raja Sisypus  seperti  Marmut imut itu ? Bagaimana perasaan hatinya ketika menerima hukuman  absurd macam itu ?

Mari kita berandai-andai

Sisypus manusia  ¾  marmut

Mungkin  Sisypus manusia  3/4 marmut. Alih alih marah dan kesal atas hukuman sang Dewa, dia malah menganggapnya permainan . Macam marmut di kitiran, yang bergembira ria setiap harinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline