Setiap pergantian kepemimpinan kepala daerah selalu membawa kegaduhan tersendiri. Dahulu, gaduhnya hanya terasa di dalam gedung dewan. Kini, kegaduhan itu menjalar masuk ke kamar-kamar pribadi lewat perantara gadget. Tak bisa mengelak begitu saja. Di kota di kampung, di pelosok, di pesisir, di tengah hutan, di tengah lautan, semua ikut guyub dengan pilkada saat ini. Mau tak mau, suka tak suka dipaksa untuk meramaikan walaupun hanya sekilas-sekilas saja. Paksaan yang sungguh aneh. Orang yang tak punya hak pilih tapi terpaksa melihat, merasakan, dan ikut-ikutan berkomentar seperti saya ini.
Baiklah, di luar guyub dan bombastisnya para buzzer untuk meramaikan lini masa dalam setiap media sosial, dinamika pilkada ini cukup menarik juga untuk terus diikuti. Bebas berkomentar asal tetap berpikir jernih. Tidak terbawa emosi, kalau terbawa emosi redam dengan mematikan gadget! Cukup sederhana, bukan?
Nah, Jakarta, lagi-lagi Jakarta. Bukan kota spesial buat saya tapi menarik untuk dituliskan. Kota yang spesial tetap di hati karena hatinya tertambat di sana. Jakarta, ah biasa saja. Macetnya biasa, panasnya biasa, masyarakatnya juga biasa tapi Pilkada yang luar biasa. Bahkan bencana Garut dan Sumedang saja seolah tidak terasa berat karena Pilkada Jakarta. Padahal, begitu besar bencana yang terjadi di Garut dan Sumedang ini. Tak terkira kerusakan fisik yang menimpa Swiss Van Java ini begitu menyayat hati. Lalu Pilkada Jakarta datang, semua sirna!
Apa saja yang menarik di Pilkada Jakarta sekarang? Inilah beberapa hal yang menarik di Pilkada Jakarta!
1. Anies Yang Manis
Anies Baswedan dicalonkan untuk bertarung memperebutkan Jakarta 1. Ia diusung oleh partai yang dahulu ketika menjadi juru bicara kampanye Presiden, menjadi rivalnya. Tak jarang Anies terkesan menyerangnya dengan beberapa statement. Tapi Itu dulu, sekarang berbeda. Beberapa pengamat mengatakan yang menarik saat ini justru sikap kenegarawanan seorang Prabowo Subianto. Ia yang meraih Anies Baswedan dan melunturkan ego demi mendapatkan hasil terbaik di Pilkada Jakarta saat ini. Anies Baswedan terkenal dengan cara-cara yang santun. Visi yang baik dan kepribadian yang tenang. Seorang Anies Baswedan mampu memikat khalayak dengan orasi-orasi politiknya. Belum lagi kehadiran komunitas-komunitas pendukung seperti Turun Tangan yang dibentuk saat konvensi Partai Demokrat. Komunitas atau forum atau alumni Gerakan Indonesia Mengajar yang terus berkembang setiap tahunnya bisa menjadi kekuatan yang tak terkira. Anies Yang Manis bisa menjadi ancaman buat gubernur petahana, Ahok. Voter dari teman Ahok yang kecewa dengan Ahok, misalnya, bisa menjadi kekuatan untuk mengalihkan dukungan. Anies yang manis adalah sebentuk alternatif
2. Agus Yang Bagus
Agus Harimurti, sosok yang penuh perhitungan. Anak seorang mantan Presiden RI yang berwibawa, Susilo Bambang Yudhoyono. Agus merefresentasikan anak muda yang digila-gilai ibu-ibu muda pecinta serial drama korea muncul menjadi calon yang diusung oleh Partai Demokrat, PAN, PPP, dan PKB. Agus bisa meraih suara dari sisi ibu-ibu. Jika ibu-ibu bisa diraih, maka ia akan membujuk anaknya, suaminya, dan geng arisannya untuk menyoblos Agus, demikian kata Ridwan Kamil. Ridwan Kamil atau RK katanya disukai ibu-ibu sehingga banyak yang memilihnya pada saat Pilkada Bandung 2013 yang lalu. Kalau menghitung populasi jumlah perempuan dengan lelaki di dunia yang secara angka dimenangi oleh perempuan, maka sangatlah wajar jika Agus bisa memenangkan Pilkada Jakarta tahun 2016 ini.
3. Ahok Yang 'Menohok'
Sebagai Gubernur Jakarta saat ini, bisa dibilang Ahok juga memiliki kans yang sangat besar untuk kembali memimpin Jakarta. Barisan pendukung yang bernama teman Ahok terbukti efektif mengumpulkan satu juta KTP penduduk Jakarta. Tekanan buat kompetitornya? Jelas, bukti ini bisa menjadi tekanan untuk kompetitornya dalam meraih suara terbanyak pada pemilihan kelak saat gong genderang adu strategi dibuka. Tinggal maintenance saja jaringan teman Ahok tersebut dengan segala cara yang baik, misalnya mengirimi setiap hari pesan-pesan kebaikan dari Ahok, mengajak kumpul bersama-sama setiap pekan, membuat acara jalan bareng teman Ahok, pengiriman buletin secara berkala, membuat group di media sosial dan share berita-berita kebaikan Ahok untuk menutupi kampanye hitam yang dilancarkan oleh kompetitornya. Dengan segala cara baik tadi, Ahok punya kesempatan untuk kembali berjaya di tanah Jakarta karena berjaya di tanah legenda mah ceritanya PON XIX di Jawa Barat. Ahok yang menohok! Keberanian, marah-marah pada staf ketika rapat adalah bumbu yang menarik dari Gubernur Jakarta yang satu ini! Lugas dan tegas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H