Lihat ke Halaman Asli

Iden Wildensyah™

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

7 Summit Expedition di Semi Palar

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1303515830606672378

[caption id="attachment_104297" align="alignright" width="300" caption="Galih Donikara saat presentasi (dok.iden wildensyah)"][/caption] Sebelum presentasi 7 Summit Expedition, saya sudah menyangka bahwa diantara salahsatu yang akan datang dari Wanadri adalah Galih Donikara. Prasangka saya tepat, Galih Donikara saya kenal sejak dulu ketika masih aktif menulis di Buletin Wanadri. Saya sering membaca beberapa tulisan Kang Galih (demikian saya memanggilnya) dengan nama pena Van Gal. Salahsatunya berjudul Di Laut Kita Jaya. Tulisan yang inspiratif mengulas tentang catatan perjalanan ekspedisi pulau terluar. Hadir juga dalam kesempatan itu adalah peserta 7 Summit Expedition yaitu Martin, Fajri serta beberapa anggota Wanadri seperti Kang Aat Soeratin, Kang Hari Pochang serta Kang Ipong yang menginisiasi presentasi di Semi Palar. 7 Summit Expedition adalah salahsatu prestasi anak bangsa Indonesia yang patut diapresiasi. Keberhasilan yang istimewa karena membutuhkan persiapan fisik dan mental sangat berat. Medan yang ditempuh juga bukan sembarangan medan, sesuatu yang tidak dialami sehari-hari di Indonesia. Medan bersalju dengan ketinggian diatas 4000 Mdpl. Kata Kang Galih ''Ini yang membedakan para peserta 7 Summit dari Indonesia dengan luar negeri. Dimana, kondisi geografis Indonesia yang tidak mengenal 4 musim, sementara di luar negeri terbiasa dengan perubahan cuaca yang drastis di 4 musim tersebut. Itulah mengapa persiapannya sangat berat bagi semua peserta ekspedisi 7 summit karena harus bisa menyesuaikan diri dengan cuaca yang tidak biasa.'' [caption id="attachment_104298" align="alignleft" width="300" caption="Mengenalkan alat (dok.iden wildensyah"][/caption] Salahsatu hal yang penting diberitahukan dalam presentasi yang dihadiri kelompok Bima dan Arjuna tersebut adalah darah, otot hubungan antara nafas dengan langkah. Simulasi awal untuk mengenalkan tempat menyimpan oksigen. Anak-anak serentak mengatakan paru-paru ketika ada pertanyaan dimana tempat menyimpan oksigen. Lalu ketika mencoba menghitung berapa tarikan nafas dalam satu langkah? Ujung dari pertanyaan ini adalah untuk mendapatkan stamina yang baik, maka kandungan oksigen yang terkandung dalam tubuh harus baik, untuk ini maka diperlukan latihan agar otot dan darah bisa menyimpan lebih banyak oksigen. Kemudian, untuk ketinggian di atas 4000 Mdpl nafas dengan langkah bisa 1:5 (1 langkah 5 tarikan nafas). Anak-anak sangat antusias mencoba tantangan bernafas dan berjalan. Begitu pula ketika mereka diberikan kesempatan merasakan langsung alat-alat mendaki gunung es seperti sepatu, tongkat, carabiner, jumar dlsb. Di akhir presentasi saat pemberian ucapan terima kasih dari anak-anak semi palar kelompok arjuna dan bima, kang Galih mengatakan ''Bersyukur atas kesempatan ini, berbagi cerita ekspedisi dihadapan anak-anak adalah yang pertama dan apresiasi anak-anak terhadap kegiatan 7 Summit Expedition sangat besar''.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline