Lihat ke Halaman Asli

Iden Wildensyah™

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Dari Tepian Tanah Air

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13006957601897719739

[caption id="attachment_97338" align="aligncenter" width="661" caption="Pulau Nusa Barung (image kaskus.us)"][/caption] Nenek Moyangku, Seorang Pelaut! Masih ingat dalam benak ini sebuah lagu semasa kecil, Nenek Moyangku Seorang Pelaut. Tetapi kegiatan dilaut ternyata sedikit yang mengapresiasi, bahkan mungkin sedikit pula yang mengetahui bahwa wilayah Indonesia ini lebih luas Lautnya daripada Daratnya. Catatan ini adalah kisah beberapa waktu yang lalu, tersimpan begitu rapi dalam folder saya. Sebagai apresiasi atas keberhasilan Wanadri dalam mengimplementasikan gagasan cinta negeri melalui petualangan, saya merasa harus memublikasikannya kembali. Waktu itu saya mendapatkan pesan dari Kang Galih Donikara tentang sebuah acara di Gedung Indonesia Menggugat. Namanya Diskusi Menjaga Tepian Tanah Air yang menghadirkan Ninok Leksono, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Telkomsel dan Ari. Presentasi tentang wilayah tepi Indonesia yang sangat menarik. Hasil ekspedisi Wanadri yang sudah dilakukan sejak 20 Oktober 2010. Tepian tanah air yang membentang dari Sabang sampai Merauke memperlihatkan sebuah kenyataan wilayah indonesia sebagai wilayah maritim. Sayangnya kebijakan pemerintah Indonesia dalam menjaga tanah airnya masih kurang. Sebut saja pengadaan alat utama sistem pertahanan wilayah laut yang tidak optimal. Kemudian kebijakan secara keseluruhan bahwa bangsa Indonesia mementingkan wilayah darat daripada wilayah laut. Kita lihat data ini Laut Yurnas 5,9 jt km2, Laut Nusantara 2,9 jt km, Laut Teriotorial 0,3 jt km dan ZEEI 2,7 jt km. Sementara wilayah darat hanya 1,9 jt km. Luas wilayah 7,8 jt km. Panjang garis pantai 81.000 km dan jumlah pulau 17.499 Pulau. “Ada beberapa macam pengamanan yang dilakukan untuk di pulau terluar Indonesia. Untuk pengamanan di pulau terluar yang berpenghuni, kita tempatkan pasukan TNI Angkatan Darat dan Angkatan Laut. Lalu untuk pulau yang tidak berpenghuni pun kita menempatkan mariner dari TNI AL. Sedangkan untuk pulau yang hanya batu dan tidak berpenghuni, kita hanya patroli saja,” tegas Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, di Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Bandung. Menurut Pakar Lingkungan Otto Soemarwoto yang selalu saya ingat, bahwa sebaiknya kebijakan maritim Indonesia harus diprioritaskan daripada darat karena secara keseluruhan wilayah Indonesia ini kepulauan dimana wilayah laut lebih besar daripada wilayah darat. Bukti kebijakan tidak berpihak pada wilayah maritim adalah pembangunan jembatan antar pulau. Yang sudah dilakukan sebut saja Suramadu kemudian jembatan selat sunda. Dibiayai oleh konsorsium dari China. China ataupun Jepang paling depan dalam membangun wilayah darat terutama transportasi. Logika bahwa China atau juga Jepang mendukung pembangunan darat karena semakin banyak jalan dan jembatan yang menghubungkan pulau dengan pulau lainnya, penjualan mobil dan kendaraan bermotor lainnya produk China dan Jepang laku keras di Indonesia. Kalau sudah demikian, kita bisa melihat buktinya seperti berapa peri antar pulau yang kemudian tidak beroperasi. Nah, dari diskusi menjaga tepian tanah air ini, saya mendapatkan banyak hal yang sangat penting tentang kebangsaan, nasionalisme dan kebanggaan atas hasil anak bangsa dalam mendokumentasikan sebuah perjalanan ekspedisi Tepian Tanah Air yang dilaksanakan oleh Wanadri. Salut! [caption id="attachment_97335" align="aligncenter" width="300" caption="Buku yang merekam perjalanan Ekspedisi Garis Depan Nusantara "]

1300694518317893085

[/caption]



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline