Lihat ke Halaman Asli

Iden Wildensyah™

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Sekolahlah!

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12936129771241564167

[caption id="attachment_82220" align="alignright" width="300" caption="Denias (image dari babonbrain.wordpress.com)"][/caption] Sekolahlah, karena Gunung takut sama anak sekolah!

Catatan ini adalah sisi lain dari film Denias. "Sekolahlah, karena Gunung takut sama anak sekolah!"demikian ibu Denias menegaskan pentingnya sekolah pada anaknya. Film Denias menurut saya sangat bagus untuk anak-anak, dewasa dan juga para orang tua. Sekolah mempunyai arti penting, walaupun media belajar itu tidak harus tersekat oleh sekolah. Belajar dimanapun, kapanpun dan dari siapapun. Dialog-dialog dalam film tersebut membuat saya teringat masa-masa sekolah dasar, Yang lebih bagus juga adalah dialog antara bapak guru dengan denias sebelum pergi ke Jawa, dia mengatakan bahwa dengan sekolah kita akan mengetahui banyak hal begitupun juga dialog dengan maleo. Dia menekankan pentingnya sekolah.

Di ceritakan Denias terus berjuang untuk menggapai cita-citanya sampai akhirnya dia berhasil sekolah di kota. Nama saya Denias. Mama saya suruh saya sekolah. Karena dia bilang gunung takut pada anak sekolah. Demikian tulis Denias, di atas buku yang diberikan Bu Sam, guru sebuah sekolah fasilitas. Tulisan itu menyiratkan impian dan semangat dari seorang anak untuk dapat bersekolah. Impian yang juga dimiliki oleh banyak anak di Indonesia saat ini.

Dan gunung itu, bagaimana selanjutnya… yah gunung itu akhirnya benar-benar takut sama mereka yang sekolah. Ketika tabu dan mistisme dikalahkan oleh logika rasionalitas maka keangkeran gunung itu menjadi hilang. Manusia yang sekolah akhirnya memanfaatkan potensi gunung. Dengan kayunya dengan kandungan mineralnya dan kandungan barang tambangnya (emas, tembaga, perak dan lain-lain yang terkandung didalamnya) <OOT> maka kerusakan alamlah yang akan terjadi. (negatif) positifnya alam dijadikan sebuah media untuk belajar, bukan eksploitasi berlebihan. Nah sekarang, saya berpikir “ Bagaimana jika semua anak-anak seperti denias?” apakah pemerintah atau swasta mampu memfasilitasi? Rasanya bisa mungkin juga bisa tidak. Siapa yang salah dan siapa yang saya tidak mau menebak. Maka pendidikannyalah yang harus dipikirkan supaya orang yang bersekolah akhirnya justru jadi benar-benar takut sama kerusakan alam, bukan takut sama gunung yang akan menerkam. (Iden Wildensyah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline