[caption id="attachment_187414" align="alignright" width="300" caption="Gedung Tinggi di Jakarta (sandyakala.wordpress.com)"][/caption] Saya tidak merasakan kenaikan suhu akibat global warming di Jakarta. Maka, sayapun bertanya siapa bilang suhu di Kota Jakarta itu panas? Lalu bikin gerah dsb. Jakarta itu dingin, coba saja masuk ruangan perkantoran, hotel atau mall, dijamin dugaan bahwa Jakarta panas itu hanya isapan jempol belaka. Dinginnya Jakarta berbeda dengan dinginnya Bandung atau Bogor. Dingin Jakarta itu palsu, dingin karena Air Conditioner (AC). Namanya udara yang dikondisikan dingin pasti tidak akan sesegar udara dingin yang asli. Saya merinding kalau memasuki gedung tinggi di Jakarta, merinding karena kedinginan. Biasanya dari Bandung saya tak pernah memakai baju tebal menuju Jakarta. Cukup memakai kaos oblong dan celana jeans. Tetapi ternyata memakai baju oblong itu membuat saya kedinginan. Dingin AC yang menyiksa, saya lihat wajar saja kalau para eksekutif muda di Jakarta enggan memakai kemeja batik atau kemeja biasa, lebih memilih memakai setelan jas agar terlihat keren. Memakai jas berarti lebih meyakinkan. Dan saya selalu berpikir, jikapun saya memakai jas, maka jas saya cukup di ruangan saja. Selepas itu dibiarkan memakai kemeja biasa. Wajar saja jika mereka memakai jas karena udaranya sangat dingin. Dingin yang menusuk kulit, tetapi dingin palsu yang membuat badan yang tidak biasa terpapar AC menjadi masuk angin. Gedung yang tinggi mencapai matahari juga sangat wajar menggunakan AC, karena semakin tinggi mendekati matahari semakin panas suhu disekitarnya. Bayangkan berapa gedung tinggi di Kota Jakarta. Berapa energi yang harus dikeluarkan untuk mendinginkan gedung-gedung tersebut, untuk menyinari selama siang hari dan malam serta energi-energi lainnya yang tersedot oleh satu gedung tinggi tersebut. Jadi siapa bilang Jakarta itu panas, gerah dan bikin suasana panas? Kenyataannya Jakarta itu dingin. Yang panas, di terminal pulogadung, terminal rambutan, pinggir jalan saat menunggu bis, di dalam bis ekonomi, dan di dalam hati. Panas karena tidak semua daerah sedingin Jakarta dalam gedung hehehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H