Lihat ke Halaman Asli

Iden Wildensyah™

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Berpikir Maju Memahami Seks

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Cara Sehat Membaca Tema Seks ML Membaca salahsatu tulisan ML (Mariska Lubis) yang aduhai selalu membuat insting lelaki ini bangkit, menginspirasi saya menulis catatan ini. Tulisan Mariska Lubis jika dibaca sepintas saja maka ujung-ujungnya seolah hanya berputar di daerah Seks. Tetapi jika dipikir lebih dalam lagi, Seks yang diusung dalam tulisan Mariska Lubis ternyata bukan sekedar berbicara seputar daging mentah di selangkangan hehe. Adalah berpikir maju yang harus mendasari setiap kali membaca dan mencermati setiap dinamika yang terjadi. Berpikir maju singkat saja menjadi Pikju adalah lawan kata dari pikmun. Tetapi saya lebih suka melawan kata piktor. Walaupun sebenarnya lawan kata piktor adalah piksih atau pikber hahahahaha. Oke-oke.. berpikir maju Pikju adalah berpikir futuristik, berpikir out of the box. Berpikir lebih dari sekedar rata-rata orang biasanya. Berpikir maju untuk banyak hal yang penting dan tidak penting. Jika sekedar melihat sepintas dan langsung berpikir kotor maka menjadi berpikir maju harus melewati rintangan dulu. Rintangan pertama yang harus dilewati adalah membuang jauh-jauh kesan bahwa setiap topik seks berujung hanya pada urusan ranjang saja. Kalau ini sudah bisa dilewati, maka anda bisa masuk ke tahap berikutnya, yaitu berpikir maju. Pikirkan saja bahwa di setiap tulisan Mariska Lubis terdapat kejutan-kejutan yang akan membukakan pikiran pembaca. Thanks Mariska Lubis. [caption id="attachment_86840" align="aligncenter" width="322" caption="Ilustrasi diunduh dari google.com"][/caption] Salam berpikir maju!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline