Lihat ke Halaman Asli

Iden Wildensyah™

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Makan Larut Malam di Nasi Kalong

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

[caption id="attachment_162223" align="alignright" width="240" caption="Nasi Kalong (dok.iden wildensyah)"][/caption] Keharusan dalam bisnis kata Hermawan Kertajaya yang saya suka adalah diferensiasi. Perbedaan, pembeda dan beda-beda lainnya terhadap satu hal yang dijadikan hal pokok untuk dibedakan. Perbedaan ini memungkin orang menjadi tertarik mencoba, lalu membeli dan akhirnya menjadi langganan. Kalau sudah menjadi langganan biasanya produsen akan sangat senang, uang mengalir pada pundi-pundi kekayaannya. Setelah menjadi langganan, harapan selanjutnya adalah pemasaran melalui pelanggan lama kepada pelanggan baru. Terus menerus demikian, sampai menemukan kembali perbedaan-perbedaan lainnya yang diharapkan bisa menjadi mesin uang. Itulah bisnis yang menarik, berbeda dan unik. Sesuatu yang unik dan berbeda akan berkesan terus bagi siapa saja yang menemukan keunikan dan perbedaan tersebut. Diferensiasi ini saya temukan salahsatunya pada sebuah tempat makan di Bandung. Namanya Nasi Kalong yang buka setiap malam di jalan L.R.E Martadinata. Pemilik sepertinya sangat menyadari diferensiasi sebagai suatu keharusan. Makanya Nasi Kalong sangat berbeda. [caption id="attachment_162225" align="alignleft" width="240" caption="Nasi Kalong (dok.iden wildensyah)"][/caption] Beberapa perbedaan yang saya tangkap adalah nama, nama kalong dibelakang nasi membuat orang tertarik mengetahui dan penasaran. Nasi Kalong itu nasi yang terbuat dari kalong, atau nasi dengan kalong, atau nasi yang hitam seperti kalong. Kalong adalah jenis hewan mamalia yang beraktivitas pada malam hari. Yang kedua, penyajian nasi yang berwarna tidak biasa, berwarna hitam. Yang ketiga, jam buka yang tidak biasa dari pukul 8 malam sampai 3 pagi hari, persis seperti hewan kalong yang mulai aktivitasnya ketika hari menjelang malam. Jangan ditanya rasanya, seperti kata senior saya T Bahtiar, bahwa masakan di Bandung itu hanya ada dua kategori, raos dan raos pisan (enak dan enak sekali). Yah, nasi kalong rasanya enak, sajian tepat dan harganya tidak terlalu mahal. Nasi dengan ikannya yang segar-segar seperti ayam goreng, ikan, daging dan sayuran segar lainnya. Pilihan nasinya ada dua, yang berwarna hitam dan putih. Mungkin ini disediakan untuk mengakomodasi mereka yang tidak terlalu suka nasi berwarna hitam. Nasi yang berwarna hitam, bagi saya berbeda. Jika sehari-hari menyantap nasi putih, boleh dong mencoba nasi yang berwarna beda sekali waktu. Tidak ada salahnya jika anda berkunjung malam-malam ke Kota Bandung untuk merasakan sajian nasi kalong. [caption id="attachment_162227" align="aligncenter" width="240" caption="Suasana Makan di Nasi Kalong (dok.iden wildensyah)"][/caption] Catatan: Semua foto di catatan ini menggunakan kamera handphone, hasil demikian saja, seadanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline