Lihat ke Halaman Asli

Iden Wildensyah™

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Kisah Soeharto dan Emil Salim

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_128677" align="alignright" width="300" caption="Emil Salim (dok.primaironline.com)"][/caption] Catatan ini adalah percakapan Soeharto dan Emil Salim yang tidak dipublikasi sebelumnya. Suatu hari di hari minggu tahun 1978, saya tidak tahu bulannya, Soeharto memanggil Emil Salim untuk datang kerumahnya di cendana. ''Pak Emil, bagaimana kalau kita mancing di teluk Jakarta'' Emil Salim tentu saja kaget bukan main, pikir Emil Salim hari minggu pagi itu biasanya untuk membaca buku, menyiapkan untuk mengajar dan bersama keluarga. Emil Salim mengiyakan saja karena panggilan presiden pada waktu itu adalah sesuatu yang sangat berharga. Kata lainnya tidak mungkin ditolak. Berangkatlah Soeharto dan Emil Salim ke Teluk Jakarta. Lalu mereka naik ferry, berkeliling keliling sepanjang teluk jakarta tetapi belum mancing juga. Emil Salim masih belum mengerti dengan ide Soeharto. Ditengah ketidakmengertian Emil Salim, Soeharto bilang ''Pak Emil, coba lihat, ada tujuh sungai yang bermuara di Teluk Jakarta ini. Tetapi lihat, kondisinya sangat tidak baik. Airnya tercemar dan hitam begini. Kita tahu ekonomi Indonesia saat ini sedang baik, industri berkembang dengan pesat. Saya khawatir kemajuan perekonomian ini semakin membuat Teluk Jakarta tercemar karena industri. Saya tidak bisa mancing karena ikannya tidak ada'' Emil Salim mengerti, tetapi nama lingkungan waktu itu belum ada. Bahkan Soeharto pun masih bicara dalam lingkup yang kecil 'Teluk Jakarta'. Kalau diterjemahkan sekarang bisa jadi seperti ini ''saya khawatir, jika industri dibiarkan tak terkendali, lingkungan semakin rusak'' Emil Salim mencari terminologi lingkungan itu dari banyak literatur sampai akhirnya menemukan padanan yang pas pada enviroment. Di Indonesiakan menjadi lingkungan, dari sanalah isu lingkungan menjadi perhatian. Dari sana dibentuklah lembaga pengendali lingkungan, inilah tonggak awal kementrian lingkungan hidup (KLH) Ya, ini adalah sesuatu yang baru yang saya dapatkan dari Lokakarya Nasional "Enviromental based on Islam to Face Global Warming Impact in Indonesia”, Cerita ini disampaikannya oleh Deputi IV Kementrian Lingkungan Hidup. Tak seperti biasa, karena biasanya kalau mendapatkan materi dari KLH saya tidak menemukan sisi lainnya. Isinya pasti itu-itu juga, yang sudah-sudah, yang standar dan tak berbeda. Soeharto adalah Mantan Presiden RI dan Emil Salim adalah Tokoh Lingkungan, mantan Menteri Lingkungan Hidup era Soeharto.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline