Lihat ke Halaman Asli

Iden Wildensyah™

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Smartphone Menuju Sejuta Umat

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tanpa harus menembak salahsatu merek ponsel, cerita bahwa smartphone dengan ciri keypad qwerty kini sudah menjadi barang umum, sebentar lagi menjadi ponsel sejuta umat. Kesan ini menyiratkan seolah ketinggalan jika belum menggenggam smartphone ini. Banyak produk ponsel dari dalam dan luar negeri yang gencar membuat Smartphone walau bisa jadi hanya tampilan saja. Inilah pesan dan interpretasi saya terhadap salahsatu kartun di pojok kiri Kompas Minggu 21/02/10. Kartun itu berjudul Konpopilan, yah Konpopilan lah yang merebut ruang menggelitik ide menulis saya. Pada mula tokoh di cerita itu berbangga memiliki dua Smartphone, di saku dan di tangan yang tetap menggenggam Smartphone. Tetapi betapa kagetnya dia ketika seekor monyet yang bergelantungan memegang empat Smartphone lengkap di kaki dan tangan. Monyet memang beruntung memiliki struktur kaki yang bisa memegang. Lain monyet yang memegang empat smartphone, lain petani yang hanya punya dua tangan untuk menggenggam smartphone. Adalah mahluk melata yang memiliki kaki seribu yang memegang sebanyak dua belas smartphone sekaligus. Petani begitu kaget melihat kenyataan seperti ini, dan ini sebuah ironi bahwa smartphone bukan barang aneh di Indonesia, sebentar lagi siap-siap menyandang gelar Handphone Sejuta Umat persis seperti Nokia 3310 dulu. Konpopilan yang pertama, dengan ide smartphone-nya mampu menarik saya membuat interpretasi atas kartun bikinan Ade R ini. Selanjutnya adalah Panji Koming, diceritakan tentang keberhasilan Adipati Putra Tamtama yang berhasil menerima penghargaan internasional sebagai komunikator paling unggul, di sentil dengan kata-kata "mampu menciptakan lagu-lagu merdu buat kawula muda penuh nuansa rasa rindu, mampu meminta teman baiknya untuk bersikap sopan dan tidak jadi pengemplang pajak". Disisi yang lain, rakyat biasa harus menjual anak dalam kandungannya untuk membayar hutang, makan nasi aking. Panji koming akhirnya berbicara "Beliau baru bisa berkomunikasi dengan dirinya sendiri" hehehe. Benny & Mice, ah lagi-lagi cerita ini cerdas, berbeda dan unik. Alur cerita setiap minggunya tidak bisa ditebak. Minggu kemarin saya menyangka akan menampilkan kerbau, ternyata bukan, benar-benar unpredictable. Sekarang menceritkan sebuah fenomena baru yang hadir di pusat perbelanjaan/mall yaitu Fish Therapy. Kadang ide cerita ini selalu lepas dari perhatian orang, tetapi tidak bagi Benny & Mice. Fish Therapy ternyata menjadi ide yang unik dan segar. Timun, menceritakan kisah jual beli skripsi dan Sukribo menggambarkan kenyataan tentang tayangan reality show yang semakin gencar dan hampir merasuki benak penonton di Indonesia. Inilah potret dinamika selama seminggu yang ditangkap kartunis dan diinterpretasi oleh saya sebagai penghargaan atas ide-ide unik, segar, cerdas dan menghibur. Kembali ke Smartphone tanpa harus menembak salahsatu merek, kehadirannya sangat fenomenal sehingga semua orang berebut untuk menggenggam si smartphone yang sarat gengsi ini. Walaupun Smartphone wanna be yang terlihat hanya tampilannya saja tetapi untuk tongkrongan, hajar aja bleh, mumpung murah hehehe




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline