Di Indonesian sangat kental dengan kesenian dalam kebudayaan yang sudah menjadi ciri khas dan identitas masyarakat dengan memiliki kesenian yang beragam dari ujung barat sampai ujung barat. Dan dalam pertunjukannya sendiri mempunyai fungsi serta nilai filosofis seperti upacara adat tiap tahunan, kelahiran, potong rambut, pernikahan , kematian, dan kegiatan penting tiap adt seperti menanam dan memanen padi. Sebuah keunikan tersendiri bahwa Di Indonesia yang memiliki keberagaman budaya dan tradisi sesdidi bisa menghargai dan menjungjung nilai tinggi Bhineka Tunggal Ika.
Tidak jauh beda dengan kesenian yang ada di Indonesia, karinding mempunyai beragam fungsi serta aspek -- aspek kesosialan diberbagai daerah Jawa barat, di antaranya sebgai music instrumental, pengusir hama disawah, alat music perpaduan dengan music lain, alat music pergaulan, bahkan menjadi music instrument utama pada sebuah kelompok music. Beragam fungsi dalam karinding tersebut mencerminkan bahwa terdapat perkembangan signifikan baik dalam tataran fungsi, music, maupun bentuk karinding itu sendiri.
Dalam music karinding memiliki begitu banyak nilai intelektualitas dibalik bentuknya yang kecil dan sederhana. Seperti waditra tradisional lainnya yang mengandung banyak sekali kearifan lokal, karindingpun mempunya begitu banyak makna kadungan positif didalamnya, baik secara bentuk, maupun cara memainkan, serata dibalik bagaimana kita bisa terus merivitalisasi alat music dan keseniaan ini begitupun hubungannya dengan terciptanya masyarakat intergritaf dan inklusif. Hal yang paling dasar dari semua itu adalah bagaimana karinding bisa dijadikan sebuah alat pendidikan moral dan mental, waditra ini akan muncul sebuah kesadaran baru dalam menantang hidup yang lebih sederhana dan arif, disamping itu tentu sja pengasahan rasa musikalitas dan ketenangan jiwa.
Karinding adalah nama alat pukul yang terbut dari bahan bambu atau pelepah kawung yang sangat tipis, karinding dibunyikan dengan cara ditempekan ke bibir atas dan bawah seperti argol (alat musik yang berbunyi bila ditiup dan dihisap sambil digeser-geser di antara bibir atas dan bawah, sama seperti karinding dan harmonika) lalu suara yang dihasilkan dari hisapan dan hembusan rongga mulut itu untuk menghasilkan tinggi rendahnya nada ketika karinding sedang bergetar lidah getarnya karena hisapan tau hembusan mulut, ujung karinding sebelah kanan dipukul pelan supaya bergetarnya cepat atau lambat.
Menurut Abah Olot dalam etimologis karinding berasal dari dua kata yaitu ka yang berarti lanceuk (kaka), Indung (ibu), atau yang awal (pertama) dan rinding diartikan sebagai suara atau seni. Jadi karinding dapat diartikan sebagai,mana yang diartikan tadi yaitu sura yang pertama atau alat music pertama di tatae Sunda atau Jawa Barat. Karinding ternyata memuat keatifan lokal yang dapat dijadikan tutuntunan oleh kita sebagai manusia. Karinding mempunyai bentuk yang dibagi kedalam tiga bagian, yaitu pancepengan, cecet ucing, dan paneunggeulan. Ketiga bagian itu mempunyai makna nilai filolosofis yang cukup mendalam.
- Yakin (berkeyakinan)
Para pemain harus meyakini dengan apa yang mereka pegang sebelum iya memainkannya. Berarti sebagaimana karinding itu dibuat dari awi (bambu) hasil dari alam semesta yang dibuat oleh pangeran (tuhan). Maka dari itu pemain karinding harus berkeyakina bahwa pangeran yang menciptakan alam jagat raya dan seisinya.
- Sabar (bersabar)
Dalam sesuatu hal harus bisa menahan hawa nafsu sendiri yang bisa mencelakai diri sendiri yang nanti disesali. Ketika sudah mempadukan keyakina dan sabar, maka terciptalah nilai - nilai kesadaran yang mampu membimbing manusia yang lebih baik.
- Sadar (kesadaran)
Sadar akan kondisi atau keadaan, sebagaimana fitrah manusia adalah makhluk sosial juga bisa menempatkan diri kepada masyarakat untuk bersosialisasi sehingga dapat menerima bahwa itu jalan yang maha kuasa menjadi manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H