Lihat ke Halaman Asli

Wildan Maulana Kutub

Instagram: @Wldn_mlna

Politik Itu Penuh Taktik, di Isi oleh Orang-orang Licik

Diperbarui: 24 Juli 2021   17:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politik seperti kolam berlumpur, dimana orang yang terjerumus didalamnya rata-rata dia (politikus) sudah terlanjur kotor, dan kebanyakan diantara mereka melakukan banyak tindakan yang kotor juga. Atau bisa sama-sama kita saksikan, banyak orang yang belum terjun kedunia politik, di antara mereka kebanyakan adalah orang yang religius. Namun, yang kita saksikan apa? Hanya menghalalkan berbagai cara, bahkan dengan memanfaatkan dalil agama hanya semata-mata untuk merebut kekuasaan. 

Dari jaman disahkannya piagam jakarta, sudah terjadi banyak pertentangan dari berbagai partai oposisi, yang dimana partai ini memiliki ideologinya sendiri dan ingin menjadikan ideologi mereka menjadi dasar di negri ini. Pertentangan demi pertentangan dimulai. Ada yang ingin negara ini menganut ideologi komunis, ada yang ingin negara ini menganut sistem yang bernuasa negara islamis timur tengah, sosialis dan tidak sedikit juga yang ingin menjadi demokratis. 

Namun sayang suara gerakan oposisi yang mereka dapatkan kian redup, namun semangatnya sampai sekarang belum juga surut. Dimana saat ini, partai oposisi melakukan gerakan bawah tanah dan mungkin di waktu yang tepat akan mucul kembali kepermukaan. Namun, dinegara ini banyak masyarakat yang berpegangan teguh pada pendiriannya, yang rata-rata memilih menjadi sesosok yang pancasilais.

Dan bukankah wajar jika saat ini atau disaat masa pandemi ini. Banyak masyarakat yang melakukan pertentangan atas kebijakan pemerintah, yang saya katakan merupakan salah strategi partai oposisi untuk menghancurkan pemerintahan yang sekarang, dengan menggunakan buzzeRP lewat sosial media dan mungkin saja diam-diam dia (oposisi) melakukan suatu perkumpulan organisasi, yang selanjutnya melakukan penyebaran ujaran kebencian terhadap pemerintah.

 Dimana saat ini, partai oposisi melakukan gerakan bawah tanah dan mungkin di waktu yang tepat akan mucul kembali kepermukaan. Namun, dinegara ini banyak masyarakat yang berpegang teguh pada pendiriannya, yang rata-rata memilih menjadi sesosok yang pancasilais.

Dan bukankah wajar jika saat ini atau disaat masa pandemi ini. Banyak masyarakat yang melakukan pertentangan atas kebijakan pemerintah, yang saya katakan merupakan salah strategi partai oposisi untuk menghancurkan pemerintahan yang sekarang, dengan menggunakan buzzeRP lewat sosial media dan mungkin saja diam-diam dia (oposisi) melakukan suatu perkumpulan organisasi, yang selanjutnya melakukan penyebaran ujaran kebencian terhadap pemerintah.

Dan sebelumnya saya ingin menyampaikan bahwa saya bukan orang yang pro terhadapan pemerintah, justru saya tidak percaya keduanya atau bisa dikatakan tindakan saya skeptis dimana saya meragukan dan tidak percaya kepada keduanya. Bagi saya tidak ada suatu tindakan yang benar jika hanya menguntungkan satu kelompok. Namun merugikan kelompok lainnya. Atau yang lebih besar merugikan masyarakat itu sendiri.

Dan di akhir kata saya ingin mengatakan bahwa #MosiTidakPercaya terhadap keduanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline