COVID-19 telah menghantui masyarakat dunia dimulai sejak akhir tahun 2019 lalu. Virus mematikan ini sendiri awal mulanya diketahui muncul di kota Wuhan, Hubei, Tiongkok dan diduga berasal dari pasar hewan liar di Wuhan. Penyebarannya yang cepat membuat COVID-19 meluas ke berbagai penjuru dunia, salah satunya adalah Indonesia. Gejala dari COVID-19 sendiri mirip dengan demam dan flu sehingga pada awalnya sulit untuk dapat membedakan apakah seseorang terpapar COVID-19 atau tidak.
Sejauh ini, semenjak munculnya COVID-19 dan menjadi pandemi, berdasarkan data dari WHO tercatat ada sekitar 194 juta total kasus COVID-19 di dunia dengan jumlah kematian sebanyak 4,16 juta jiwa.
Di Indonesia sendiri, tercatat ada sekitar 3,17 juta kasus dan kematian sebanyak 83.279 jiwa. Data ini menunjukan bahwa angka penambahan kasus dan kematian akibat COVID-19 memiliki peningkatan yang cukup signifikan sejak awal mula munculnya COVID-19. Akan tetapi, di beberapa negara telah menunjukkan kondisi yang mulai membaik.
Melihat dari kenyataan ini, artinya masih ada harapan untuk bangkit dan terbebas dari pandemi ini, khususnya bagi Indonesia.
Pandemi COVID-19 yang berbahaya ini telah memberikan dampak terhadap berbagai sektor atau lingkup. Salah satunya adalah sektor atau lingkup pendidikan.
Dampak nyata yang dirasakan oleh sektor pendidikan adalah beralihnya segala macam bentuk kegiatan di sekolah maupun perguruan tinggi dari secara tatap muka atau normal pada umumnya menjadi secara daring atau online.
Salah satu kegiatan tersebut adalah pembelajaran secara daring. Peralihan cara atau metode pembelajaran ini tidak semua wilayah di Indonesia dapat menajalaninya dengan baik karena terdapat beberapa kendala. Berikut kendala yang terjadi atau dialami beberapa wilayah di Indonesia terkait pembelajaran secara daring
Pertama, jaringan internet. Di beberapa wilayah Indonesia, khususnya daerah-daerah jauh dari pusat kota, mengalami kesulitan akses jaringan internet yang layak. Dengan jaringan internet yang kurang baik tersebut memungkinkan pembelejaran secara daring tidak akan maksimal.
Selain sulitnya akses jaringan internet, jaringan internet yang lambat juga menjadi masalah dalam pembelajaran daring. Ketika jaringan internet lambat, terjadi kendala seperti video atau suara yang putus-putus ketika pembelajaran daring melalui berbagai platform penunjang seperti Zoom, Google Meet, dan lain-lain.
Kendalan lainnya yang dihadapi ketika jaringan internet lambat adalah sulitnya mengakses materi dan mengunggah tugas ke berbagai aplikasi penunjang pembelajaran daring seperti Google Classroom dan YouTube. Kedua, tidak semua kalangan memiliki perangkat atau teknologi penunjang pembelajaran daring.
Masalah ini merupakan salah satu masalah utama dalam pembelajaran daring di mana untuk dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran daring memerlukan perangkat atau teknologi yang memadai seperti laptop, komputer, dan smartphone yang layak.