Garam merupakan komoditas penting yang banyak digunakan secara luas dari kepentingan konsumsi sampai dengan industri. Garam didefinisikan sebagai benda padat berwarna putih berbentuk kristal yang yerupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar NaCl (>80%) serta senyawa lainnya, seperti magnesium klorida, magnesium sulfat, dan kalsium klorida
1.Sumber garam yang didapat di alam dapat berasal dari air laut, air danau asin, deposit dalam tanah, tambang garam, sumber air dalam tanah ataupun sunga berair payau
2.Di Indonesia,garam diproduksi dengan memanfaatkan bahan baku air laut ataupun air payau.Indonesia merupakannegara yang memiliki pantai terpanjang ke empat di dunia yaitu 95,181 km dan memiliki potensi air laut sebagai bahan dasar pembuatan garam
3.Namun, produksi garam nasional hanya mampu memenuhi garam konsumsi dan tidak bisa memenuhi garam industri
4.hal ini terutama disebabkan oleh:
1)teknologi produksi dan
2) lokasi/lahan produksi yang tidak tepat.
Teknologi produksi garam di Indonesia secara umum masih tradisional dan sangat bergantung pada musim kemarau. Tahun 2023, produksi garam di Indonesia target produksi nasional sebanyak 1,5 jta ton. Sedangkan kebutuhan Nasiaonal Mencapai 4,9 juta ton .Kegagalan pencapaian target tersebut terutama dikarenakan akibat aktivitas La-nina yang berdampak kemarau basah sepanjang tahun 2023. Permasalahan utama lain yang dihadapi dalam produksi garam di Indonesia adalah kualitas garam (NaCl) yang dihasilkan belum memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Lokasi produksi garam di Indonesia umumnya berdekatan dengan sumber airbahan baku garam, baik langsung dari laut maupun dari aliran sungai atau muara sungaiberair payau. Karakteristik lokasi produksi garam di Indonesiasebagian besar sama, dimana kepemilikan lahan produksi antar petambak garam satu dengan yang lainnya saling berdekatan dan melakukan proses produksi yang juga relatif sama. Secara umum proses produksidimulai dari kolam penampungan air (bozem), peminihan, dan meja kristalisasi
Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi garam di Indonesia,pemerintah melalui Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencanangkan program integrasi lahan produksi garam dalam satu kawasan sebesar 15 ha. Salah satu tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan produktivitas produksi garam menjadi 80-100ton/ha per periode panen. Salah satu faktor terpenting dalam pelaksanaan kebijakan ini adalah ketepatan dalam menentukan lokasi produksi garam.
Jawa Timur merupakan lumbung garam terbesar di Indonesia.Kabupaten Probolinggo merupakan daerah pesisir yang berkontribusi pada pencapaian target produksi garam di Jawa Timur.Secara umum,lokasi produksi garam di kedua kabupaten tersebut berbeda,dimana lokasi produksi garam di Kabupaten Probolinggo sebagian berada jauh dari laut dengan sumberair utamanya berasal dari aliran sungai berair payau,dan sebagian besar lokasi produksi garam di Kabupaten Probolinggo berada di tepi pantai dengan sumber air utama berasal dari laut. Perbedaan kedua lokasi produksi tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukung produksi garam, seperti curah hujan, kecepatan angin, kelembaban udara, lama penyinaran, jenis tanah, dan derajat kejenuhan air bahan baku produksi garam (Baume/Be) .
Untuk mendukung usaha peningkatan produksi garam khususnya program integrasilahan produksi garam,dibutuhkan analisis mengenai kesesuaian lokasi produksi garam di masing-masing daerah, termasuk Kabupaten Probolinggo. Hanya saja, dalam batas pengetahuan penulis, saat ini belum tersedianya metode atau acuan untuk menentukan tingkat kesesuaian suatu lokasi untuk dijadikan sentra produksi garam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H