Unsur falah dalam ekonomi islam
Falah
Falah itu sendiri berasal dari bahasa arab dari kata kerjaaflaha-yuflihu yang berarti kesuksesan, kemuliaan atau kemenangan dalam hidup. Istilah falah menurut islam sering di maknai sebagai keberuntungan jangka panjang, dunia dan akhirat, sehingga tidak hanya memandang aspek material namun justru lebih di tekankan pda aspek spiritual.
Untuk kehidupan dunia, falah mencakup tiga pengertian, yaitu kelangsungan hidup, kebebasan berkeinginan, serta kekuatan dan kehormatan. Sedangkan untuk kehidupan akhirat, falah mencakup kelangsungan hidup yang abadi, kesejahteraan abadi, kemuliaan abadi, dan pengetahuan abadi (bebas dari segala kebodohan).
Unsur falah meliputi kelangsungan hidup, kebebasan berkeinginan, serta kekuatan dan harga diri. Dari unsur-unsur tersebut mengandung aspek mikro dan aspek makro ekonomi.
- Aspek mikro dalam kelangsungan hidup yaitu kelangsungan hidup biologis meliputi: kesehatan, kebebasan keturunan dan sebagainya, Kelangsungan hidup ekonomi: kepemilikan factor ekonomi produksi. Kelangsungan hidup social: persaudaraan dan harmoni hubungan social, kelangsungan hidup politik: kebebasan dalam partisipasi politik. Sedangkan aspek makro dalam kelangsungan hidup meliputi: keseimbangan ekologi dan lingkungan, pengelolaan sumber daya alam, penyediaan kesempatan berusaha untuk semua penduduk, kebersamaan social, ketiadaan konflik antar kelompok jati diri dan kemandirian.
- Aspek mikro dalam kebebasan berkeinginan meliputi: terbebas kemiskinan, dan kemandirian hidup. Sedangkan aspek makro dalam kebebasan berkeinginan meliputi: penyediaan sumber daya untuk seluruh penduduk, penyediaan sumber daya untuk generasi yang akan datang.
- Aspek mikro dalam kekuatan dan harga diri meliputi: harga diri, kemerdekaan, perlindungan terhadap hidup dan kehormatan. Sedangkan aspek makro dalam kekuatan dan harga diri meliputi: kekuatan ekonomi dan kebebasan dari hutang, serta kekuatan militer.
Dalam praktik kehidupan dunia, kehidupan akhirat tidak dapat di observasi, karna akhirat merupakan kehidupan yang di yakini nyata-nyata ada dan akan terjadi, namun perilaku manusia di dunia tidak akan berpengaruh terhadap kehidupan dan kebahagiaannya di akhirat. Pada kenyataannya upaya manusia untuk mewujudkan kebahagiaannya di dunia sering kali menimbulkan dampak negative bagi orang lain, kelestarian lingkungan maupun kelangsungan hidup manusia dalam jangka panjang.
Meskipun demikian, setiap manusia mungkin memiliki pandangan yang berbeda mengenai penyebab atau sumber terjadinya kebahagiaan. Misalnya para ahli psikolog yang memandang sumber utama kebahagiaan adalah terpenuhinya kebutuhan jiwa masalah utama berakar dari problem jiwa atau psikologis. Ahli politik memandang sumber kebahagiaan adalah eksitensi diri terhadap lingkungan dan aspekpolitik di pandang sebagai penyebab utama masalah kehidupan.
Sedangkan ahli ekonomi memandang bahwa pemenuhan kebutuhan material merupakan sarana utama kehidupan, sehingga kebahagiaan sering di konotasikan dengan makna kesejahteraan, yaitu kecukupan terhadap materi. Jika manusia berlimpah (tidak hanya cukup) materi maka mereka akan bahagia.
Pada kenyataannya telah jelas menujukkan bahwa tidak semuanya bahagia bisa di peroleh hanya dengan banyak harta dan materi, kebanyakan manusia yang berlimpah materi tidak banyak mendapatkan kebahagiaan, memang ada manusia yang berlimpah materi merasa hidupnya sempurna dan sangat bahagia namun, tidak semua manusia seperti itu. Jika manusia itu sadar bahwa limapahan materi bukanlah sumber kebahagiaan melainkan hanya titipan tuhan yang harus di jaga dan di kelola serta di gunakan dengan baik dan sesuai dengan syariat yang telah di ajarkan dalam islam.[1]
Mashlahah sebagai tujuan untuk mencapai falah
Mashlahah adalah segala bentuk keadaan, baik material dan non material, yang mampu meningkatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang paling mulia. Islam mengajarkan agar manusia menjalani kehidupan secara benar, sebagaimana telah di ajarkan dalam islam dan telah di atur oleh Allah. Seorang muslim yakin bahwa islam merupakan satu-satunya agama yang benar dan di Ridhai Allah. Islam telah mencakup semua ajaran kehidupan secara komperehensif. Kehidupan jiwa-raga sangat penting di dunia karena merupaka lading bagi tanaman yang akan di panen di kehidupan akhirat nanti.