Lihat ke Halaman Asli

Higinus Wilbrot : Penghina Simbol Negara harus Diberikan Hukuman bukan Dijadikan Sebagai Duta

Diperbarui: 4 April 2017   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     Dalam beberapa tahun terakhir banyak kejadian yang dilakukan oleh oknum yang menghina simbol-simbol negara baik lewat ungkapan, tulisan bahkan lewat adegan foto. Kebebasan berpendapat atau bereksperimen telah disalahgunakan, bicara tentang suatu kebebasandalam bingkari NKRI bukan berarti bebas dalam segalah hal namun ada batasan-batasan, artinya kebebasan harus bertanggungjawab senantiasa berjalan sesuai dengan aturan konstitusi.

Higinus Wilbrot, S.H (Penulis) Kader Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI)

   Kembali penulis membaca informasi  terbaru tentang sekelompok  anak muda sedang berpose bareng naik diatas kepala patung pahlawan, Saya kembali  teringat dengan kejadian yang hampir sama beberapa minggu yang lalu ada  seorang artis bernama  Zaskia Gotik menghina pancasila. Ia menyebut bahwa tanggal Kemerdekaan RI pada 32 Agustus dan lambang sila kelima bebek "nungging". justu saat ini  dijadikan Duta pancasila , ada juga kejadian seorang pimpinan ormas yang jelas-jelas menghina pancasila dalam sebuah video  yang diugah dalam youtube tetapi dibiarkan begitu saja oleh aparat bahkan dijadikan tokoh panutan.

   Semua elemen bangsa ini harus kembali memperlajari sejarah berdirinya bangsa yang besar ini berkat perjuangan para pendiri bangsa yang berjuang hanya untuk mempersatukan wilaya daratan dan lautan berserta segalah isinya yang begitu  luas  dengan nama Negara kesatuan Republik Indonesia yang dihuni oleh berbagai  masyarakat dengan berbagai Suku, Agama, Ras dan golongan. Maka sebagai generasi penerus perluh menjaga, menghormati  serta menghargai jasa para pahlawan. 

   Bangsa Indonesia ini akan menjadi bangsa yang kuat dan jaya jika Hukum menjadi panglima untuk memenej persoalan kehidupan sosial masyarakat, Jika kemudian hukum bukan panglima maka jangan heran ada warga negara bertindak bebas untuk melecehkan simbol Negara tanpa ada hukuman sebagai efek jera. Untuk itu rasa nasionalisme, cinta tanah air dengan menghargai jasa para Pahlawan harus senantiasa diTumbuhkembangkan   melalui lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan hingga lingkungan  masyarakat.

   Begitu banyak persoalan penghinaan terhadap simbol Negara, saya kembali bertanya dalam diri , kenapa negara ini begitu lemah menghadapi oknum-oknum yang menghina simbol-simbol negara?, apakah memang aparat negara ini takut sehingga belum berani memproses secara progresif terhadap para penghina simbol negara? dan  Saya berharap pertanyaan kritis ini bisa dijawab oleh pihak aparat penegak hukum untuk tidak segan-segan memproses secara hukum bagi setiap warga negara yang telah menghina simbol negara. 

  Ada beberapa dasar hukum yang bisa menjerat pelaku penghinaan terhadap simbol negara sebagai berikut sebagaimana diuraikan secara singkat sebagai berikut 

Simbol dan Lambang adalah Sama

Simbol dan Lambang merupakan dua istilah yang memiliki arti sama. Kamus Besar Bahasa Indonesia(“KBBI”)yang kami akses dari laman Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI memberikan arti kedua istilah tersebut sebagai berikut:

 Lambang Yaitu

1.sesuatu seperti tanda (lukisan, lencana, dan sebagainya) yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu; simbol

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline