Lihat ke Halaman Asli

Higinus Wilbrot : Revolusi Mental Bagian dari Pendidikan Berkarakter

Diperbarui: 3 Mei 2016   10:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    Dunia Pendidikan Nasional terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik maupun terdidik , dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih moderen sehingga perluh diimbangi dengan pendidikan yang berkarakter. Pendidikan moderen ini juga sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan terutama pada Negara-Negara berkembang  seperti di Indonesia . Maka Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya. 

    Pada dasarnya Tujuan pendidikan untuk menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat didalam berbagai lingkungan sosial kemasyarkatakan. Sistem Pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan, maka ditengah era globalisasi ini perluhnya pendidikan berkarakter yang bisa kita pelajari bersama baik pada jenjang pendidikan formal (TK hingga Perguruan tinggi) maupun pendidikan Nonformal (Seminar, Pelatihan, Diskusi, dll)

   Revolusi Mental dalam bidang pendidikan  merupakan suatu gerakan seluruh rakyat Indonesia bersama Pemerintah untuk memperbaiki karakter bangsa menjadi Indonesia yang lebih baik. Karena itu Revolusi Mental bukanlah pilihan, tetapi suatu keharusan, agar bangsa kita bisa berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia tanpa kehilangan jatidiri sebagai negara yang memiliki karakter. Kita bisa membuat Indonesia menjadi lebih baik dengan memulai Revolusi Mental dari diri sendiri, sejak saat ini. Sehingga revolusi mental senantiasa menjadi jargon pemerintahan Jokowi menjadi nyata ditengah masyarakat.

Higinus Wilbrot

   Sistem pendidikan  tidak mesti mereduksi eksistensi kepemudaan dalam setiap ruang kesadaran kritis para pelajar yang berkarakter,  sistem pendidikan saat ini harus berimbang tidak cukup hanya mampu dalam kecerdasan intelektual namun juga harus memiliki kecerdasan emosional maupun kecerdasan spritualitas.  Penulis juga berharap sistem pendidikan hari ini  tidak  menciptakan  pemuda intelektual apatis melihat dinamika sosial tetapi harus berani berkata jujur tentang realitas sosial ditengah-tengah masyarakat.  

     Dalam perkembangan sistem pendidikan saat ini bisa kita dilihat dari banyaknya tugas akademik yang semakin menumpuk tanpa diimbangi dengan pendidikan berkarakter mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi sehingga penulis  atau pembaca sekalian bisa melihat, mendengar informasi baik media cetak maupun elektronik  banyak orang yang  pintar seperti Profesor, kaum pelajar, cendikiawan terlibat dalam kasus-kasus  yang bertentangan dengan aturan undang-undang atau nilai-nilai kearifan lokal. 

Revolusi Mental dalam bidang Pendidikan

     Masyarakat membutuhkan peran kaum Intelekual untuk mendidik serta membina masyarakat secara langsung dilapangan atau dengan kata lain dalam hal ini senantiasa menjadi panutan bagi masyarakat umum , maka  revolusi mental dalam bidang pendidikan masa kini perluh  diajarkan   nilai-nilai integritas itu secara nyata bukan sekedar teory-teory.  

   Desain sistem pendiidkan kita mesti selaras dengan semangat revolusi mental sebaik mungkin oleh pihak-pihak yang berkaitan dengan pendidikan sehingga yang menjadi manifesto Roh identitas kaum intelektual tidak terkikis ditengah problematika bangsa yang membutuhkan kaum pelajar harus berani mampu memaparkan pandangan sosial seperti melawan keadilan, kemiskinan, kebodohan dan ketimpangan sosial sebagaimana yang kita dengar 18  poin penting berkaitan dengan pendidikan berkarakter oleh kementerian pendidikan atau  biasa penulis sebutkan 18 poin revolusi mental dalam bidang pendidikan yang harus diimplementasikan secara bersama diantaranya

1. Religius
 Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur
 Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline