Lihat ke Halaman Asli

Penyesalan Selalu Datang di Akhir

Diperbarui: 7 Februari 2021   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Mentari pagi telah bersinar dengan terang nya. Hujan tadi malam membuat pagi begitu segar. membuat cuaca hari ini sangatlah cerah. Terliaht awan putih yang menggantung indah di langit. Tak ketinggalan Sepasang burung menari-nari diatas birunya langit untuk meramaikan pagi yang cerah ini. cahayanya masuk ke dalam ruangan bernuansa biru pastel melalui sela-sela tirai dibalik jendela. Cahayanya menusuk mata yang indah itu. Membuatnya terpaksa membuka mata. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali. Mencoba untuk mengumpulkan sluruh nyawanya. Dengan langkah gontai ia pun berjalan untuk membuka jendela kamarnya. Ia hirup segarnya udara luar hingga memenuhi perutnya. Kemuadian ia hembuskan secara perlahan-lahan dengan bau yang khas.

"Segarnya..." Hasan tersenyum.

Senin pagi yang membosankan. Hasan merapikan kamarnya yang terlihat sedikit berantakan. Ia melihat jam dinding jam menunjukan pukul 06.00. Hasan bergegas menuju kamar mandi untuk mandi secepat kilat. Setelah ia keluar kamar mandi, ia kenakan seragam sekolah yang sudah ia siapkan tadi malam. Ia dengan bergegas pergi kesekolah dengan hati yang bimbang.

Hasan adalah seorang anak laki-laki yang mempunyai penyakit asma. Ia kerap mendapat ejekan dari teman-temannya, bahkan tak jarang ia dijadikan bahan lelucon oleh teman-temannya karena Tubuhnya yang mungil juga ras dan agama minoritas di kelasnya.

Hasan memiliki seorang teman yang setia dan menerima segala kekurangan nya, Yaitu andi. Akan tetapi ada beberapa anak yang tidak pernah dilupakan oleh Hasan. Bukan karena kebaikannya, melainkan karena perlakuan dan sikapnya kepada Hasan yang membuat Ia tidak bisa melupakan anak itu. Nama anak itu adalah Daffa, Filio dan Rizki. Mereka berada di kelas yang sama dengan Hasan.

...


Di sebuah kantin, terlihat banyak orang berlalu lalang. Dari kejauhan Hasan melihat Andi duduk di pojok sendiri, Hasan melambaikan tangan dan Menghampiri Andi.

"Sudah tiga puluh menit aku menunggumu San." Ucap andi.

"Loh.... kenapa kamu menunggu aku?" Ucap Hasan dengan wajah penuh tanya.

"Aku takut kamu ada apa apa."

"Oh... Aku kira ada hal penting, hahaha."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline