Lihat ke Halaman Asli

Wila Yurnita

Mahasiswi universitas Jambi prodi administrasi pendidikan

Rendahnya Tenaga Guru yang Terampil menjadi Penyebab Menurunnya Prestasi Belajar Siswa

Diperbarui: 7 April 2022   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tak dapat kita pungkiri bahwa pendidikan sangat penting di indonesa dan juga bahkan di negara- negara lainnya. Dan seperti yang kita rasakan dan lihat sendiri Indonesia masih banyak sekali sekolah- sekolah yang masih kekurangan guru, memang ada di beberapa sekolah yang kapasitas gurunya sudah bisa di katakan cukup namun itu hanya ada di sekolah- sekolah yang lokasinya berada di kota saja . 

berbeda halnya dengan sekolah0 sekolah yang ada di desa atau sekolah- sekolah yang terpencil , bahkan di sekolah- sekolah terpencil masih banyak yang kurang guru tidak sedikit dari guru mengampu atau mengajar beberapa mata pelajaran karena minimnya tenaga guru tadi,

Tentunya dengan hal menjadi permasalahan besar terutama terhadap kualitas siswa, karena pada dasarnya guru hanya efektif jika mengampu satu mata pelajaran yang memang berada di bidangnya saja, namun jika di minta untuk mengajar di beberapa mata pelajaran yang bukan dari bidangnya tentu guru juga perlu belajar lagi dan hal ini menjadi hambatan untuk perkembangan dan keterampilan guru yang mengajar pun sedikit di banding dengan mata pelajaran yang memang ada di bidangnya. 

Hal ini pun tidak bisa kita salahkan karena seperti yang kita ketahui tenaga guru di desa itu sangat- sangat minim. Guru lebih memilih untuk bertugas i kota di banding bertugas di desa karena banyak alasan yang mereka anggap untuk kebaikan diri sendiri. contohnya saja jika guru A keterampilannya mengajar di mata pelajaran bahasa Indonesia tentunya guru tersebut lebih paham pelajaran bahasa Indonesia dan mampu menerapkannya pada siswa, namun juga guru A ini di minta mengajar di mata pelajaran MTK tentu keberatan dan tidak sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Dan begitu pun sebaliknya jika guru B di keterampilannya di mata pelajaran MTK tentu ia akan senang dan memiliki keterampilan di mata pelajaran tersebut, Dan jika guru B dini di minta mengajar di mata pelajaran B tentu ia akan merasa keberatan karena memang bukan keterampilannya,

Di Indonesia sendiri banyak yang lulusannya dari keguruan namun peluang untuk mendapat pekerjaan ini sedikit, karena kurangnya dana dari pihak sekolah sehingga tidak mampu membayar tenaga guru dan juga terkadang memang dari guru itu sendiri banyak yang tidak mau di tugaskan jika di desa. Mereka beranggapan bahwa jika mereka tinggal di desa mereka tidak akan bisa merasakan kehidupan di kota, mereka takut jika hidup di desa terkendali internet dan tertinggalnya teknologi , serta tempat tinggal yang lumayan terpencil. Dengan adanya hal tersebut tentunya menambah semakin minimnya tenaga guru pada sekolah- sekolah.

Sampai pada saat ini hal ini juga masih menjadi permasalahan terbesar pada pendidikan di Indonesia mengakibatkan rendahnya prestasi siswa karena kurangnya guru yang terampil dan mampu memberi bahan ajar yang sesuai dengan mata pelajaran yang mereka pelajar, dan bukan hanya itu saja terkadang di sekolah- sekolah yang da di desa itu guru hanya mengajar sekedarnya saja . masih banyak guru yang belum sadar tugas mereka , masih banyak guru- guru yang kurang menjadi informasi untuk pengajaran yang lebih efektif, serta masih banyak guru- guru yang masih bersantai-santai ketika jam pelajaran sehingga hal ini menjadi budaya pada guru dan menjadi kebiasaan pada siswa,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline