Lihat ke Halaman Asli

Wila Yurnita

Mahasiswi universitas Jambi prodi administrasi pendidikan

Lemahnya Budaya Sekolah dan Karakter Siswa Akibat Pendemi Covid-19 di Indonesia

Diperbarui: 26 Februari 2022   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa di pisahkan. Keduanya sangat erat hubungannya karena saling melengkapi dan mendukung antara satu sama lain. Pendidikan adalah cara paling ampuh untuk mengembangkan kebudayaan , kebudayaan yang baik pula akan membuat pendidikan berkualitas. Di dalam instansi pendidikan juga memiliki budaya atau kebiasaan yang sering di lakukan oleh orang yang ada di dalamnya dan kemajuan sebuah instansi juga di tentukan oleh budaya yang sering di lakukan.

Budaya sekolah adalah salah satu kebiasaan yang sering di lakukan oleh warga sekolah baik guru, kepala sekolah maupun siswa. Budaya sekolah yang baik akan menumbuhkan siswa-siswa yang berkualitas dan berbudi pekerti yang baik. Hal yang paling sering di kaitkan dengan budaya sekolah yaitu untuk membangun karakter siswa yang baik dan berkualitas. 

Budaya sekolah yang biasa di lakukan biasanya gerakan literasi, kegiatan ekstrakulikuler dan membiasakan prilaku yang baik dan menetapkan tata tertib sekolah. Sekolah di tuntut untuk dapat menanamkan budaya yang baik untuk generasi yang akan datang, budaya adalah kebiasaan yang di buat dan di terapkan secara terus menerus.

Seperti yang kita tahu dan rasakan pendidikan pada masa sekarang di laksanakan secara Online untuk memutuskan rantai penyebaran covid-19 yang sedang di alami oleh seluruh dunia. tentunya dengan hal ini siswa belajar dari rumah, hal ini menyebabkan tidak diterapkannya budaya sekolah yang ada sehingga mengakibatkan lemahnya karakter yang baik pada siswa. 

Kedisiplinan adalah salah satu budaya sekolah, pada masa sekarang banyak siswa yang kurang disiplin. contohnya saja dalam hal belajar siswa cenderung bermain- main bahkan tidak sedikit dari siswa yang telat masuk kelas karena menganggap remeh pembelajaran secara online/daring, siswa berpikiran bahkan terlambat adalah hal yang biasa selama pembelajaran masih di lakukan secara Online hal itu masih wajar di lakukan karena guru tidak mengetahui hal tersebut, bukan hanya itu covid-19 ini juga mengakibatkan kegiatan yang biasanya di lakukan atau di jalankan untuk pengembangan diri siswa pada masa sekarang sudah jarang di laksanakan sehingga ekstrakurikuler itu sendiri mulai hilang.

Hal ini sangat berbeda ketika pembelajaran masih di lakukan secara offline/tatap muka. Siswa cenderung mengikuti aturan/budaya sekolah seperti kedisiplinan saat belajar. Ketika belajar siswa tepat waktu masuk ke kelas dan juga cenderung lebih memperhatikan saat guru sedang menjelaskan bukan hanya itu siswa juga aktif dalam mengikuti ekstrakulikuler yang ada di sekolah hal ini tentunya dapat menumbuhkan karakter yang baik pada siswa.

Saya adalah seorang mahasiswa yang merasakan perubahan pendidikan pada masa sekarang baik dari segi kualitas maupun keefektifannya. Bahkan pada masa sekarang budaya di sekolah itu hampir hilang karena jarangnya di lakukan. Dan itu bukan hanya terjadi pada pendidikan di Indonesia saja namun di negara- negara lain juga merasakannya serta pentingnya budaya sekolah demi kemajuan dan kualitas pendidikan di Indonesia.

jadi dapat di simpulkan dari kasus di atas bahwasanya kebudayaan sekolah itu sangat mempengaruhi kualitas dan juga karakter baik pada siswa. maka dari itu peran dari atasan sekolah atau kepala sekolah selaku pemimpin di sekolah harus menerapkan atau membuat budaya sekolah yang baik sehingga budaya yang baik ini bisa di lakukan secara terus menerus sampai pada generasi berikutnya demi kemajuan kualitas pendidikan di Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline