Lihat ke Halaman Asli

3. Catatan Hutang Cinta (Tentang Zen)

Diperbarui: 25 Juni 2015   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

“Akhirnya kau dapat pekerjaan yang bagus juga.” Kata Eliana.

“Iya. Pekerjaan tetap dengan rumah dan kendaraan dinas.” Jawab Zen

“Nah, kalau begitu Kau harus bayarhutangmu!” Eliana berteriak sambil berkacak pinggang.

Zen mengerutkan kening menatap Eliana, “berhutang?Hutang apa?”

“Iya.Ini lihat sendiri.”Eliana menyodorkan buku agendanya pada Zen.

Zen mengambil buku itu kemudian membukanya.Matanya terpaku pada tulisan-tulisan rapi Eliana.

Tanggal 31 Desember 2009: Zen berjanji akan mengajakku kencan malam tahun baru. Aku senang sekali dengan tawaran itu, maka aku menerimanya dalam tawaran pertama.

Tanggal 2 Januari 2010: Zen bohong. Dia tidak mengajakku kemana2 malam tahun baru kemarin.Dia berhutang 1 janji padaku.

1 feb 2010: ini janji kedua yang Zen ingkari. Katanya sore ini mau membawaku kepantai bermain ombak dan menikmati sunset. Tapi dia malah tidur….!!!

7 maret 2010: aku menunggu permintaan maafnya karena dia tidak datang menjemputku tadi malam. Tapi malah dia tertawa2 di kampus seakan-akan tak terjadi apapun. Oh, Zen kau telah berhutang 5 janji padaku.

Zen terus membaca hingga lembaran terakhir.“Kau mencatat semua janji yang aku ingkari?”

Eliana mengangguk puas. “Ayo bayar! Totalnya ada 367 janji.Harus dibayar hari ini juga!”

Zen bingung bagaimana harus membayar semua hutang janjinya pada Eliana.

“Hari ini datanglah ke kos.Orang tuaku datang.Mungkin ada yang ingin kau sampaikan pada mereka.”

Zen menelen ludah. Dia ingat janji lawasnya pada Eliana beberapa tahun yang lalu : “Nanti kalau aku sudah dapat pekerjaan yan bagus aku akan melamarmu.”




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline