Lihat ke Halaman Asli

Taklukkan Skripsi

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

138131149813936955

[caption id="attachment_284135" align="alignnone" width="768" caption="gambar di atas merupakan cuplikan trailer film dokumenter Bugis yang berjudul "Kawali"."][/caption]

Skripsi, adalah tugas akhir yang wajib dikerjakan oleh mahasiswa semester akhir untuk meraih/menyandang predikat sarjana. Namun tak dapat dipungkiri, bagi sebagian mahasiswa skripsi merupakan musuh berat dibanding musuh-musuh (baca: mata kuliah) yang lain. Olehnya, mahasiswa bisa dibuat tak pulas tidurnya lantaran terus memikirkan proses hingga kesulitannya.

Berpikirlah bahwa tak ada usaha yang tak membuahkan hasil. Baik itu hasil yang baik, maupun hasil yang buruk/mengecewakan...Hihihi...!!!! Akan tetapi, hasil yang baik dapat diraih, direngkuh, dan digenggam dengan doa dan upaya yang sungguh-sungguh tanpa melemah sedikit pun.

Saat ini aku tengah berbangga telah menuntaskan perjuangan sengit melawan skripsi (baca: menyusun). Tak tanggung-tanggung banyak hal yang terkuras. Mulai dari tenaga, waktu, sampai materi seakan seiring sejalan dengan yang namanya skripsi. Memang seperti itulah adanya, upaya harus dilakukan, dan segala konsekuensinya harus diterima, hingga sampai pada sebuah pencapaian selesainya skripsi. Ibarat sebuah Badik yang terlanjur terhunus, pantang dimasukkan ke sarungnya, sebelum tertancap di tubuh musuh.....!!!!

Berangkat dari analogi di atas, maka diri pribadi dituntut siap dan sigap menghadapi apapun yang menjadi batu sandungan dalam proses penyelesaian skripsi. Jika sudah memulainya berupayalah menyelesaikannya. Ingat, betapa banyak orang-orang yang menunggu kita untuk sebuah pencapaian. Mereka adalah orang tua kita, keluarga, teman, dan juga masyarakat. Ingat juga, bahwa betapa kecewanya mereka (khususnya orang tua) jika kita gagal membuatnya bangga.

Bagi saya, peluh yang keluar akibat skripsi bukan menjadi lawan. Tapi telah menjadi kawan yang setia sebagai penyulut semangat dalam rangkaian penulisan skripsi. Motivasi lain datang dari orang-orang terdekat seperti orang tua, keluarga, dan sahabat. Skripsi sangat mungkin tak kunjung selesai jika luput dari doa dan upaya mereka. Untuk itu, segala pengorbanan mereka harus dibayar oleh diri saya pribadi dengan upaya yang sungguh-sungguh tanpa patah arang.

Kini perlawanan skripsi terhadapku usai sudah, (tapi terlalu dini untuk menyebut diriku adalah pemenang). Terima kasih kepada Yang Maha Kuasa, orang tua, keluarga, perempuanku, serta dan teman/sahabat.

Aku perlu sedikit waktu untuk bernapas lega

menunggu toga berjejal di kepala

untuk mulai meniti dunia

sebuah dunia yang telah lama nyata

yaitu KERJA . . . . . . . ! ! ! ! ! (#DAN MENJADI PEMENANG)

(wvn.balikpapan)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline